Advertorial
Intisari-Online.com -Pendiri sekaligus mantan presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, meninggal dunia di Singapura, Jumat (6/9/2019).
Kabar meninggalnya pria berusia 95 tahun tersebut disampaikan oleh penggantinya, Presiden Emmerson melalui akun Twitter miliknya.
"Dengan sangat sedih, saya mengumumkan kematian bapak pendiri Zimbabwe sekaligus mantan presiden Robert Mugabe," tulis Mnangagwa.
Pria yang lahir pada 21 Februari 1924 ini dikenal sebagai presiden pertama pasca-kemerdekaan negara Zimbabwe.
Mantan pemimpin gerilya itu memperoleh kekuasaan setelah memenangi pemilihan umum pada 1980, setelah pemberontakan yang memaksa pemerintah Rhodesia ke meja perundingan.
Namun, di akhir kekuasaannya, dia harus menjadi musuh bersama rakyatnya yang muak dengan istrinya yang royal. Banyak korupsi dilakukan Mugabe diduga demi istri mudanya tersebut.
Berikut ini kisahnya.
Krisis politik di Zimbabwe yang diwarnai oleh aksi “kudeta” militer akhirnya mencapai puncaknya ketika Presiden Zimbabwe Robert Mugabe akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri secara suka rela pada hari Selasa (21/11/2017).
Robert Mugabe yang berkuasa selama 37 tahun sebagai Presiden Zimbabwe kebijakan politisnya mulai menimbulkan guncangan karena keinginannya untuk tetap menjadi Presiden meski usianya sudah 93 tahun dan ingin mewariskan kekuasaannya kepada istrinya sendiri, Grace Mugabe (52).
Selain itu gaya kepemimpinan Mugabe yang begitu memanjakan Grace di tengah kesulitan ekonomi yang melanda warga Zimbabwe, juga telah memicu kemarahan publik dan “kejengkelan” dari pihak militer.
Grace Mugabe yang sedang dipersiapkan untuk meggantikan posisi Robert Mugabe dikenal sebagai ibu negara yang suka bergaya hidup mewah dan bisa menghabiskan Rp2 milliar setiap kali belanja.
Baca Juga: Kondom Buatan Cina Terlalu Kecil untuk Warganya, Zimbabwe akan Memproduksi Kondom yang Lebih Pas
Demi memuluskan jalan Grace untuk menduduki kursi Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe terlebih dahulu memecat Wakil Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa.
Tapi aksi pemecatan terhadap Emmerson justru menciptakan bola salju yang menghantam balik Robert Mugabe karena Emmerson yang memutuskan lari ke Afrika Utara kemudian mengobarkan perlawanan.
Emmerson mengecam pemecatan terhadap dirinya dan menyatakan bahwa negara bukan milik sebuah keluarga sehingga Robert Mugabe tidak bisa begitu saja mewariskan “tahtanya” kepada Grace yang terkenal hidup glamornya itu.
Rakyat Zimbabwe yang selama pemerintahan Robert Mugabe merasa tertindas dan mengalami kesulitan ekonomi rupanya mendukung upaya Emmerson untuk “merebut” kekuasaan dan mulai melancarkan aksi demo.
Baca Juga: Setelah Bekuasa Selama 37 Tahun, Mugabe Akhirnya Mundur Sebagai Presiden Zimbabwe
Salah satu tuntutan rakyat Zimbabwe agar Robert Mugabe turun dari kursi kepresidenan adalah karena Mugabe sendiri sudah berumur 93 tahun dan terlalu tua untuk mengatasi krisis ekonomi Zimbabwe yang makin parah.
Krisis politik dan ekonomi itu akhirnya membuat militer Zimbabwe turun tangan dengan cara melakukan “kudeta”.
Militer Zimbabwe yang mengerahkan tank-tanknya di Ibukota Harare, lalu melakukan tindakan berupa penahanan rumah terhadap Presiden Robert Mugabe sekitar satu minggu sebelum Mugabe menyatakan mengundurkan diri.
Emmerson yang selama di tempat pelariannya terus mengobarkan semangat perlawanan terhadap Mugabe, diperkirakan akan menduduki kursi Presiden Zimbabwe.
Baca Juga: China Hapus Utang, Yuan Jadi Mata Uang Resmi Zimbabwe
Pasalnya selain mendapat dukungan dari militer, Emmerson juga mendapat dukungan dari para veteran perang Zimbabwe yang secara politik memiliki pengaruh tinggi.
Rakyat Zimbabwe yang sedang dilanda eforia atas mundurnya Robert Mugabe dengan cara turun ke jalan sambil bersorak-sorai tampaknya belum begitu memikirkan siapa pengganti Mugabe.
Namun yang jelas jalan mulus yang disiapkan Robert Mugabe untuk Grace Mugabe agar bisa menggatikan diriya sebagai Presiden Zimbabwe telah buyar.
Apalagi rakyat Zimbabwe sebenarnya juga telah muak dengan gaya hidup glamor Grace yang makin tidak terkendali itu.
Baca Juga: Aneh, Warga Zimbabwe Berebut Menjadi Orang Paling Jelek di Dunia