Intisari-Online.com - Yuan menjadi mata uang resmi Zimbabwe setelah China membatalkan utang negara di selatan Afrika tersebut yang mencapai AS$40 juta (Sekitar Rp547 miliar). Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan kerjasama dagang China-Zimbabwe.
"Mereka [China] mengatakan mereka membatalkan utang kami yang jatuh tempo tahun ini dan kami sedang dalam proses finalisasi instrumen utang dan menghitung utang," kata menteri Patrick Chinamasa dalam sebuah pernyataan.
Chinamasa juga mengumumkan bahwa Zimbabwe resmi akan membuat yuan menjadi mata uang resmi karena berusaha untuk meningkatkan perdagangan dengan Beijing.
Zimbabwe sendiri sudah meninggalkan dolar pada 2009 setelah hiperinflasi, yang mencapai puncaknya pada sekitar 500 miliar%, hingga mata uang mereka benar-benar tidak lagi berharga.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Zimbabwe mulai membunuh mata uang asing, termasuk dolar AS dan rand Afrika Selatan.
Yuan kemudian masuk ke dalam keranjang mata uang asing, tetapi penggunaannya belum disetujui sebagai alat transaksi umum di pasar.
Penggunaan yuan "akan menjadi fungsi dari perdagangan antara China dan Zimbabwe dan penerimaan dengan pelanggan di Zimbabwe," kata menteri.
Kepala bank sentral Zimbabwe John Mangudya yang terlibat dalam negosiasi dengan Bank Rakyat China menyatakan bahwa mereka masih " melihat apakah kita dapat meningkatkan penggunaannya di sini," kata Chinamasa.
China adalah mitra dagang terbesar Zimbabwe menyusul isolasi Zimbabwe oleh mantan mitra dagang Baratnya atas catatan hak asasi manusia Harare ini.
Presiden veteran Robert Mugabe kemudian bereaksi dengan mengadopsi "kebijakan Timur", yaitu dengan membangun aliansi baru dengan negara-negara Asia Timur dan buttressing yang sudah ada.
Pada awal Desember, Presiden China Xi Jinping mengunjungi Zimbabwe dalam perjalanan langka, dan memimpin penandatanganan berbagai perjanjian, terutama untuk meningkatkan dan membangun kembali infrastruktur Zimbabwe seperti pembangkit listrik.
(theguardian.com)