Advertorial

500 Tank Suriah vs 40 Tank Israel: Kisah Komandan Perang Lapis Baja Israel yang Awalnya Maju Sendirian Namun Keluar Sebagai Pemenang

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Dalam serangan besar-besaran, ratusan tank Arab modern mulai bergerak naik dari dasar lembah berharap untuk mengambil tempat yang lebih tinggi.
Dalam serangan besar-besaran, ratusan tank Arab modern mulai bergerak naik dari dasar lembah berharap untuk mengambil tempat yang lebih tinggi.

Intisari-Online.com - Perang Yom Kippur yang terjadi pada 6 - 26 Oktober 1973 menyimpan cerita tersendiri bagi Israel.

Saat itu, satu-satunya kekuatan yang berdiri di antara Suriah dan kemungkinan kehancuran Israel adalah Batalion Lapis Baja ke-77 IDF.

Batalion itu berada di bawah komando Letnan Kolonel Avigdor Kahalani yang saat itu berusia 29 tahun.

Kahalani adalah putra Imigran dari Yaman.

Baca Juga: Sebelum Terguling di Tol Cipularang, Sopir Dump Truk Bilang Remnya Blong: Inilah yang Menyebabkan Rem Blong

Meskipun telah menerima luka bakar mengerikan di tanknya dalam Perang Enam Hari, ia mengajukan diri untuk tetap tinggal di Korps Tank dan menjadi Komandan Batalion.

Pada hari keempat pertempuran dalam Perang Yom Kippur, Suriah meluncurkan serangan baru dan tangguh dari lembah utara Kuneitra.

Dalam serangan besar-besaran, ratusan tank Arab modern mulai bergerak naik dari dasar lembah berharap untuk mengambil tempat yang lebih tinggi.

Pada saat itu, pasukan Israel di Golan utara hanya mampu menurunkan sekitar 40 tank operasional, yang diperintahkan oleh Kahalani, melawan 500 tank Suriah.

Kahalani dikirim ke lembah dalam upaya terakhir untuk membendung kemajuan Suriah.

Dia memanggil anak buahnya untuk bergabung bersamanya dengan terburu-buru ke arah musuh.

Baca Juga: Duel Satu Lawan Satu Pakai Celurit, Salah Seorang Pelajar di Bogor Tewas, Disdik Tak Bisa Berbuat Apapun

Namun Kahalani terkejut menghadapi mimpi terburuk sebagai komandan menjadi kenyataan: dia bergerak maju sendirian.

Ketika tank Kahalani mencapai puncak bukit, dia mendapati dirinya berhadapan muka dengan tiga tank Suriah.

Hebatnya, krunya berhasil menghancurkan satu tank pertama kemudian yang lain hanya lima puluh meter jauhnya.

Saat tank ketiga mengarahkan meriamnya ke arah Kahalani, senjatanya macet.

Namun demikian, tank Suriah terbakar, dipukul oleh pasukan Israel yang akhirnya mendukungnya.

Pertempuran berkecamuk sepanjang hari sampai Suriah, yang menderita kerugian besar mereka sendiri, akhirnya mundur dengan 260 tank hancur.

Baca Juga: Diet Keripik, Sosis, dan Roti Putih Selama 10 Tahun, Remaja Laki-laki Ini Mendadak Jadi Buta dan Tuli

Tank yang masih hidup dari Brigade Lapis Baja ke-7 telah berperang selama lebih dari 50 jam berturut-turut.

Atas tindakannya, Komandan Avigdor Kahalani dianugerahi Medal of Valor, tanda jasa tempur tertinggi Israel.

Kahalani adalah perwujudan dari seorang individu yang, meskipun memiliki banyak peluang, melalui keberanian heroik, keteguhan hati dan kepemimpinan inspirasional.

Dia menggerakkan dirinya sendiri dan para prajurit di bawah komandonya untuk mengatasi peluang yang tampaknya tidak dapat diatasi untuk kemudian muncul sebagai pemenang.

Baca Juga: Bengis dan Ganasnya Agen Mossad dengan Regu Pembunuhnya Setelah Pembantaian Atlet Israel di Olimpiade Munich 1972

Artikel Terkait