Banjir foto di pernikahan
Saat di hari pernikahan, semua mata tertuju kepada pengantin perempuan yang jelita.
Sebagian besar tamu undangan yang hadir dari pria atau perempuan ingin mengabadikan diri dengan Arzum.
"Setiap tamu yang dateng minta foto sama Arzum. Pas lagi ganti busana, mereka sengaja nungguin di luar rumah, ketika keluar langsung berkumpul minta foto. Saya bilang 'sabar gantian ya' ke yang lain," bebernya.
Bahkan, perias hingga fotografer pernikahan meminta Arzum menjadi modelnya dan dipasang pada display picture-nya di aplikasi Whatsapp.
Bagi Mira, ini acara pernikahan keluarganya yang paling ramai dikunjungi oleh para tamu.
Bahkan, ada beberapa kerabat atau saudara yang terlewat dari daftar undangan.
"Alhamdulilah teman-teman Awan maupun saya datang semua. Bahkan, yang terlewat saat diundang nanya ke saya,"kok saya enggak diundang". Memang saya lupa karena banyak yang diurus," tambahnya.
Baca Juga: Dulu Katakan 'Ibu Aku Ingin Mati, Tolong Bunuh Aku', Sekarang Pria Ini Pulih Secara Mengejutkan
Berawal dari medos berujung di pelaminan
Bambang tak pernah bermimpi bisa mengenal dekat perempuan cantik dari negara lain hingga mengantarkannya ke pelaminan.
Media sosial menjadi tempat bertemunya pasangan lintas negara ini.
"Awalnya dari Media Sosial Smule, kemudian dari situ sering nyanyi bareng. Dari situ pertemanan kita berlanjut," ungkapnya pada Selasa (27/8/2019).
Dari pertemuan di jagat maya itu, benih asmara mulai merekah di dalam diri Arzum. Ia pun 'menembak' Bambang.
Arzum pun hingga nekat datang ke Jakarta untuk menemuinya di tahun 2017.
Selama dua minggu, Arzum tinggal di Jakarta untuk bertatap muka dan menghabiskan waktu dengan Bambang.
"Saya kira bercanda, masa bule nembak saya saat datang menemui saya, saya kaget. Dari pertemuan pertama kalinya itu, dia ngajak saya nikah," terangnya.
Belajar bahasa Jerman demi cinta
Usai menikah, Arzum kembali ke tempat asalnya di Austria.
Nantinya, Bambang akan menyusul perempuan berdarah Turki itu ke sana.
Namun, ia harus belajar bahasa Jerman sebelum berangkat ke Austria.
"Harus belajar bahasa Jerman dulu. Harus punya sertifikat A1. Saya akan ikut les di Goethe-Institut Jakarta," bebernya.
Petugas kebersihan itu juga belajar sendiri lewat buku-buku latihan bahasa Jerman.
Ia pun harus memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai petugas PPSU jika berangkat ke Jerman.
"Bu Lurah cuma memberikan pesan, hati-hati, yang penting di sana sudah ada kerjaan, baru keluar dari PPSU," tambahnya.
Dari hubungannya ini, harap Awan, ia dapat memperbaiki keturunan.
Awalnya, orangtua Awan pun juga tak percaya anaknya bisa memiliki kekasih orang Austria.
"Mereka juga enggak percaya. Masa banyak perempuan di Indonesia, dapetnya dari luar. Tapi mereka memberi kebebasan ke saya," terangnya.
Terpikat karena kerja keras
Arzum tahu pekerjaan Bambang merupakan pekerja kasar yang bergelut setiap hari di lapangan.
Lumpur dan sampah yang berserakan di selokan maupun di jalan sudah menjadi tugas Bambang.
Akan tetapi, Arzum tetap menyukai dirinya dan menerima apa adanya.
Tak jarang ia sering mampir ke Kelurahan Pondok Labu untuk menengok Awan. Tak jarang membawakan makanan untuknya.
Bahkan, mereka berdua tak memedulikan anggapan sebelah mata orang yang melihat hubungannya.
"Katanya, dia menerima saya apa adanya. Dari situ saya percaya, dia melihat usaha saya bekerja keras. Berkat dia, saya merasa diri saya maju," tandasnya. (Siti Nawiroh /Tribun Jakarta)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Terungkap Jumlah Biaya Bambang Petugas PPSU Nikahi Bule Austria: Pengurusan Dokumen Hingga Resepsi
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR