Advertorial

Benarkah Kebiri Kimia Lebih Parah dari Kematian Sehingga Pemerkosa 9 Anak Pilih Mati daripada Dikebiri?

Tatik Ariyani

Editor

Muh Aris (20), pemerkosa sembilan anak di Mojokerto, dijatuhi hukuman 12 tahun kurungan penjara dan kebiri kimia.
Muh Aris (20), pemerkosa sembilan anak di Mojokerto, dijatuhi hukuman 12 tahun kurungan penjara dan kebiri kimia.

Intisari-Online.com -Muh Aris (20), pemerkosa sembilan anak di Mojokerto, dijatuhi hukuman 12 tahun kurungan penjara dan kebiri kimia.

Untuk pertama kalinya, vonis berupa kebiri kimia diputuskan di pengadilan Indonesia dan Aris akan menjadi terpidana pertama yang harus menjalaninya.

Namun, seperti dilansir dari Tribunnews, 27 Agustus 2019, dia mengaku lebih memilih dihukum mati daripada dikebiri kimia.

"Saya keberatan dengan hukuman suntik kebiri kimia. Saya menolak karena efek kebiri berlaku sampai seumur hidup. Mending saya dihukum dua puluh tahun penjara atau dihukum mati. Setimpal dengan perbuatan saya," ujarnya di Lapas Mojokerto, Jawa Timur, Senin (26/8/2019).

Baca Juga: Pelaku Rudapaksa Terhadap 9 Anak di Bawah Umur di Mojokerto Tak Sudi Dijatuhi Hukuman Kebiri Kimia

Benarkah apa yang dikatakan olehnya, bahwa mati masih lebih baik daripada dikebiri kimia dan efek kebiri kimia berlaku seumur hidup?

Dilansir dari artikel Kompas.com, Senin (26/8/2019), kebiri kimia dilakukan dengan memasukkan zat kimia anti-androgen ke tubuh seseorang lewat pil atau suntikkan. Tujuannya, agar produksi hormon testosteron yang mengatur banyak fungsi, termasuk fungsi seksual, di tubuh mereka berkurang. Dengan demikian, gairah seksual mereka pun berkurang.

Selain memengaruhi gairah seksual, kebiri kimia juga dapat menimbulkan berbagai reaksi pada tubuh.

Reaksi negatifnya meliputi penuaan dini karena cairan anti-androgen mampu mengurangi kepadatan tulang sehingga menjadi keropos dan risiko osteoporosis meningkat.

Baca Juga: Vonis Hukuman Kebiri Kimia Kepada Pelaku yang Perkosa 9 Anak Disebut Melanggar HAM, Kejagung: Coba Lihat Sisi Korbannya…

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Wimpie Pangkahila, juga berkata bahwa anti-androgen dapat mengurangi massa otot sehingga kemungkinan tubuh untuk menumpuk lemak pun meningkat.

Hal ini membuat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ikut meningkat.

Baca Juga: Fakta Memilukan Cheetah, Dibeli Orang Kaya Seharga Rp142 Juta Hanya Untuk Hal Ini Hingga Jadi Terancam Punah

Meski demikian, efek dari kebiri kimia tidak permanen. Jika pemberian zat anti-androgen baik dalam bentuk suntikan atau pil dihentikan, maka efeknya akan berhenti dan fungsi seksual pun kembali. Ini termasuk gairah dan kemampuan ereksinya.

Satu-satunya cara untuk mempertahankan efek kebiri kimia adalah dengan terus-terusan mengonsumsi pil anti-androgen atau disuntik anti-androgen.

(Shierine Wangsa Wibawa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerkosa 9 Anak Pilih Mati, Benarkah Kebiri Kimia Lebih Parah dari Kematian?"

Artikel Terkait