Intisari-Online.Com - Sebuah studi internasional yang dipimpin oleh University of Chicago telah menemukan kemungkinan hubungan antara polusi udara dan tingkat yang lebih tinggi pada penyakit mental.
Melansir CTV News, Minggu (25/8/2019), penelitian yang diterbitkan dalam jurnal open source PLOS Biology dan dipimpin oleh Andrey Rzhetsky di University of Chicago, mengumpulkan data lebih dari 152 juta orang di AS dan Denmark, mengukur tingkat kesehatan dan polusi mereka.
Untuk data yang dikumpulkan di Amerika Serikat, para peneliti mengandalkan pengukuran kualitas udara sistem Environmental Protection Agency, untuk Denmark, mereka menggunakan daftar polusi nasional.
Para peneliti kemudian membandingkan kumpulan data populasi dari masing-masing negara.
Mereka menemukan bahwa tingkat polusi udara yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat gangguan bipolar dan depresi yang lebih tinggi di kedua negara.
"Penelitian kami menemukan bahwa kualitas udara buruk adalah prediksi tingkat penyakit kejiwaan di lokasi geografis," kata Rzhetsky kepada CTV News.
Kualitas udara terburuk di AS dikaitkan dengan peningkatan 29 persen risiko gangguan bipolar dibandingkan dengan udara terbersih.
Kualitas udara yang buruk juga dikaitkan dengan peningkatan enam persen dalam tingkat diagnosis depresi.
Source | : | CTV News |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR