Advertorial

Seniman Getih Getah Sebut Bahwa Polusi Udara Jakarta Bikin Karyanya Cepat Rapuh

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Joko Avianto, seniman pembuat instalasi bambu getih getah  mengatakan daya tahan karya seninya tersebut tergantung pada lokasi dan lingkungan.
Joko Avianto, seniman pembuat instalasi bambu getih getah mengatakan daya tahan karya seninya tersebut tergantung pada lokasi dan lingkungan.

Intisari-Online.com - Joko Avianto, seniman pembuat instalasi bambu getih getah mengatakan daya tahan karya seninya tersebut tergantung pada lokasi dan lingkungan.

Ia menyebut karya seninya lebih panjang umur di kota lain dibandingkan Jakarta.

Hal itu karena memiliki kualitas udara yang buruk.

Menurutnya polusi memengaruhi kualitas bambu yang menyerap udara sekitarnya.

Baca Juga: Dituntut Rp746 Juta oleh Pengamen Korban Salah Tangkap yang Disiksa dan Disetrum saat Interogasi, Polisi Klaim Sudah Bekerja Profesional

"Karena kan bambu itu materialnya strukturnya terdiri dari fiber dan pori-pori menyerap air, menyerap udara, bambu jadi kayak indikator lingkungannya.

Kalau lingkungannya udah polutif banget ya begitu kejadiannya. Di karya saya yang lain mungkin lebih baik," kata dia saat dihubungi, Kamis (18/7/2019).

Meski demikian pembongkaran karya seninya itu sudah direncanakan.

Baca Juga: Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Harganya Rp56 Miliar

Bahkan sebelumnya getih getah itu hanya direncanakan berdiri selama 6 bulan dimulai dari 16 Agustus 2018 lalu.

Artinya pada Februari 2019 lalu instalasi bambu getih getah memang sudah direncanakan untuk dibongkar.

"Itu bukan pembongkaran sih, itu sudah direncanain sudah ada perencanaan karya itu tahan sampai 1 tahun walaupun sebenarnya perencanaan waktu itu karyanya hanya untuk 6 bulan.

Karena karya ini memang karya yang sifatnya festiv yang sifatnya buat festival," ucap Joko.

Baca Juga: Kasus Orang Meninggal Hingga Ususnya Dipotong Karena Terlalu Sering Makan Mi Instan: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Sering Konsumsi Mi Instan

Selama berdiri, karya seni itu sudah dilakukan perawatan sebanyak tiga kali dengan menggunakan pelapis cat.

"Saya kasih apa pelapis lagi untuk menahan air dari luar ya, cat sih intinya cat kayak semacam vernis untuk kayu itu terus ada perbaikan-perbaikan lain," ujarnya.

Diketahui, instalasi bambu tersebut dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam.

Instalasi itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018.

Baca Juga: Kisah Tragis Bocah Korban Bullying yang Bunuh Diri dengan Membaringkan Tubuh di Rel Kereta di Depan Teman-teman Sekelasnya

Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.

Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut mencapai Rp550 juta.

"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi saat itu.

Baca Juga: Temukan Emas 7 Kg di Tempat Sampah, Tukang Sapu Tidak Mengambilnya, Justru Lakukan Hal Ini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seniman Getih Getah Sebut Polusi Udara Jakarta Bikin Karyanya Cepat Rapuh"

Artikel Terkait