Muncul kontroversi
Meski hasil-hasil penelitian di atas cukup menggembirakan, khasiat tura hiu ini sempat menimbulkan kontroversi.
Folkman, pionir teori tumor angiogenesis, menyatakan percobaan di Meksiko itu tak bisa disamakan dengan penelitian Anne Lee dan Robert Longer.
Dalam penelitian, kedua mitra kerja Folkman ini mengimplantasikan sel tumor ke dalam kornea mata kelinci bersama pelet tura hiu.
Normalnya, sel tumorr akan menyebabkan jaringan pembuluh darah tumbuh ke arahnya dari kornea. Namun, dengan adanya pelet tura hiu, pembuluh darah yang terbentuk sedikit.
Hasil penelitian yang kemudian dipublikasikan di Science 1983 itulah yang membawa Lane untuk bekerjasama melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa tulang rawan hiu bisa menghambat dan mengusir sel kanker.
Kontroversi pun merebak.
"Tulang rawan itu memang menunjukkan aktivitas dalam kornea kelinci, namun ini sangat berbeda penggunaannya secara oral dan katanya dapat menghentikan pertumbuhan tumor," ujar Longer.
Penelitian yang dilakukan di Meksiko tidak bisa dibandingkan, tekan Folkman, dan hasilnya tak dapat dipercaya.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh hasil penelitian di Brussels yang tidak memberikan hasil seperti yang dilaporkan Lane Ghanem Atassi, yang memimpin penelitian itu menyatakan penurunan 40% dalam volume tumor memang terlihat dalam satu kelompok binatang yang diteliti, namun cuma sesaat.
"Ada tumor yang tumbuh kembali dalam binatang itu," katanya.
"Di dalam tulang rawan juga terdapat stimulator pertumbuhan pembuluh darah. Tapi untunglah asan lambung merusak stimulator maupun penghambat perturnbuhan pembuluh darah tersebut.
Kalaupun keduanya selamat dari terkaman asam lambung, protein terlalu besar untuk masuk pembuluh darah."
"Dan protein tersebut jumlahnya sangat kecil, yang jika dapat bertahan dan masuk pembuluh darah, Anda mesti makan cukup banyak dalam sehari untuk merasakan khasiatnya," ujar Folkman.
Mau mencoba? Boleh saja. Namun, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Baca Juga: Selain Gaya Hidup, Ini Jenis Mikroorganisme yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Serviks Pada Wanita
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR