Advertorial

Kisah Amelia Earheart, Pilot Wanita yang Hilang Saat Tengah Pecahkan Rekor, Lebih dari 80 Tahun Kasusnya Jadi Misteri

Nieko Octavi Septiana
,
Ade S

Tim Redaksi

Sudah lebih dari 80 tahun setelah Amelia Earheart menghilang. Namun hingga kini kasus tersebut masih menjadi misteri.
Sudah lebih dari 80 tahun setelah Amelia Earheart menghilang. Namun hingga kini kasus tersebut masih menjadi misteri.

Intisari-Online.Com -Sudah lebih dari 80 tahun setelah Amelia Earheart menghilang.

Namun hingga kini kasus tersebut masih menjadi misteri.

Amelia Earheart hilang pada 2 Juli 1937 saat tengah memecahkan rekor sebagai wanita pertama yang terbang mengelilingi dunia.

Amelia merupakan tokoh wanita yang penting di dunia penerbangan.

Baca Juga: Sosok Briptu Heidar, Polisi yang Baru Berusia 24 Tahun dan Gugur Diduga Disandera KKB Papua

Ia merupakan wanita pertama yang berhasil terbang melewati Samudra Atlantik seorang diri dan dikenal karena rekor penerbangan lainnya.

Tragedi hilangnya pesawat yang dinavigatori oleh Freed Noonan itu hingga kini masih menimbulkan banyak spekulasi.

Kini, Robert Ballard, penemu bangkai kapal Titanic memiliki misi baru untuk menemukan bangkai pesawat tersebut.

Ia akan berusaha untuk menemukan pesawat yang bernama Electra tersebut.

Profil Earheart

Terlepas dari semua itu, mari kita bahas mengenai sosok Amelia Earheart.

Melansir Britannica, wanita bernama lengkap Amelia Mary Earheart ini lahir di Kansas, Amerika Serikat (AS) pada24 Juli 1897.

Sejak kecil, Earheart sudah hidup berkecukupan.

Pasalnya, ayahnya bekerja sebagai pengacara, sedangkan ibunya berasal dari keluarga yang kaya raya.

Baca Juga: Misteri Penemuan 'Septik Tank Sam', Mayat Terdekomposisi dengan Organ Vital Termutilasi

Earheart sudah menunjukkan jiwa petualangnya sejak kecil.

Ia juga merupakan anak yang mandiri.

Dapat dikatakan, sifatnya saat dewasa tidak jauh berbeda dengan sifatnya saat masih anak-anak.

Namun, sepeninggal kakek dan neneknya, keluarganya harus mengalami penurunan secara finansial.

Semua itu disebabkan oleh sang ayah yang kecanduan alkohol.

Keluarga kemudian tinggal berpindah-pindah.

Earheart pun berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA di Chicago tahun 1916.

Setelah ibunya menerima warisan, Earheart kemudian melanjutkan sekolah di Pennsylvania.

Kemudian, pada suatu hari ia mengunjungi saudarinya yang ada di Kanada.

Selama berkunjung, ia tertarik untuk menekuni dunia keperawatan.

Ia merawat tentara yang terluka selama terjadi perang dunia pertama.

Kemudian ia memutuskan meninggalkan sekolahnya dan menjadi asisten perawat di Toronto pada 1918.

Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, Gadis Paling Cantik yang Disiksa dan Diperkosa Secara Brutal Karena Menolak Cinta Antek Yakuza

Sejarah penerbangan

Setelah perang dunia pertama usai, Earheart kemudian melanjutkan sekolah di Columbia University di New York City, AS.

Tapi kemudian berhenti dan pindah ke California karena orang tuanya bersikeras agar ia tinggal bersama mereka.

Kepulangannya ke California pada 1920 kemudian menjadi pengalaman pertamanya naik pesawat.

Sebuah pengalaman yang kemudian mendorongnya untuk belajar menerbangkan pesawat.

Pada 1921, Earheart membeli pesawat pertamanya, yaitu Kinner Airster.

Dua tahun kemudian, ia berhasil memiliki lisensi pilotnya.

Pertengahan 1920-an, Earheart lalu pindah ke Massachusetts.

Tempat di mana ia menjadi pekerja sosial di rumah pemukiman bagi para imigran yang bernama Denison.

Tak lupa ia juga terus mengejar mimpinya untuk menjadi seorang pilot.

Pada masa itu, kemudian ia mendapat kesempatan untuk menerbangkan pesawat melintasi Samudera Atlanticpada April 1928.

Banyak orang yang berspekulasi bahwa ia terpilih karena memiliki kemiripan dengan Charles Lindbergh.

Orang yang tahunsebelumnya menjadi pilot pertama yang terbang melintasi Samudera Atlantik.

Earheart pun menuliskan pengalamannya itu ke dalam sebuah buku berjudul '20 Hrs. 40 Mins.' di tahun 1928.

Baca Juga: Biasa Makan Seadanya, Bu Guru Atun Cerita Reaksi Memilukan Jodi Saat Pertama Kali Makan Daging Ayam, Sangat Menyayat Hati

Berkat tulisannya itu, ia kemudian menjadi sorotan publik.

Bahkan ia berkeliling ke seluruh penjuru di AS untuk memberikan pidato.

Ia kemudian menikah dengan George Palmer Putnam pada 1931.

Tetapi, ia memutuskan untuk tetap menggunakan nama Earheart dalam menjalani karirnya.

Masih di tahun yang sama, Earheart menjadi pilot untuk memecahkan rekor dengan terbang di ketinggian 5.613 meter.

Setahun kemudian, tepatnya pada 20-21 Mei 1931, Earheart memutuskan untuk melintasi Atlantik sendirian.

Menggunakan pesawat Lockheed Vega, ia mengelilingi Atlantik dalam waktu singkat, 1 jam 56 menit.

Setelah itu, ia menerbitkan 'The Fun of It', di mana ia bercerita tentangkehidupan dan mintanya untuk terbang.

Terlepas dari prestasinya di bidang penerbangan, Earheart juga turut mendorong para wanita.

Ia mendorong kaum hawa untuk berani menolak norma sosial yang memojokkan wanita.

Baca Juga: Ini Kata Soekarno Soal Tongkat Komando Miliknya yang Dianggap Sakti dan Keramat

Ia juga mendorong agar kaum hawa dapat mengejar berbagai peluang, terutama di bidang penerbangan.

Bahkan, Earheart juga membuat organisasi pilot wanita pada 1929.

Organisasi ini kemudian dikenal sebagai Ninety-Nines, di mana Earheart menjabat sebagai presiden pertamanya.

Selain itu, ia juga mengeluarkan lini pakaian fungsional pada 1933.

Di mana model pakaiannya dirancang "untuk wanita yang hidup secara aktif".

Tahun1935, Earheart mencatat sejarah dengan terbang dari Hawaii ke California.

Dan di tahun selanjutnya ia juga menjadi orang pertama yang terbang dari Los Angeles ke Mexico City.

Baca Juga: Terkenal Miliki Pesona yang Bisa Luluhkan Hati Wanita, Siapa Sangka Soekarno Pernah Dapat Penolakan Tegas dari Seorang Pramugari

Penerbangan terakhir

Penerbangan Earheart yang terakhir dilakukan pada 1937 menggunakan pesawat mesin ganda bernama Lockhead Electra.

Ia berencana untuk mengelilingi dunia bersama seorang navigator bernama Fred Noonan.

Mereka memulai perjalanan itu pada 1 Juni di Miami menuju ke timur dengan menempuh 47.000 kilometer.

Hingga pada 29 Juni mereka sampai di New Guinea, dan melanjutkan perjalanan pada 2 Juli ke Pulau Howland.

Penerbangan itu tidak mudah, hingga kapal yang terang benderang harus dikerahkan untuk membantu keduanya tetap berada di rute yang benar.

Kemudian, pesawat itu kehabisan bahan bakar dan jatuh.

Hingga saat ini pun, pesawat itu belum ditemukan dan masih menjadi misteri.(Dwi Nur Mashitoh)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judulAmelia Earheart, Pilot Wanita Pertama yang Melintasi Atlantik dan Hingga Kini Keberadaannya Masih Misteri

Artikel Terkait