Dokter mengungkapkan bahwa lintah tidak beracun, butuh beberapa saat agar pendarahan berhenti.
Thanawong menambahkan bahwa keponakannya masih perlu menjalani tes lebih lanjut untuk melihat apakah ada efek samping lainnya.
Kejadian ini bukan satu-satunya yang terjadi di Thailand. Seorang bocah perempuan berusia lima tahun juga dilaporkan mengalami kejadian serupa.
Selain gatal selama beberapa hari, gadis itu memberi tahu ibunya bahwa alat kelaminnya seperti digigit semut. Mereka juga memperhatikan bau busuk yang dikeluarkan.
Setelah melihat darah di pakaian dalamnya, orangtua anak itu dengan cemas membawanya ke rumah sakit tempat dokter menemukan serangga di vaginanya.
Dokter menyarankan agar para orangtua untuk mengawasi kemana anak-anak mereka bermain, dan untuk mencari perhatian medis jika mereka menemukan anomali.
Demi keselamatan anak-anak, orangtua juga harus memperhatikan pakaian yang telah dikeringkan yang dapat menjebak serangga tersebut.
Sebuah makalah penelitian tahun 2003 yang diterbitkan oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi di Universitas Chulalongkorn di Bangkok menemukan bahwa pendarahan vagina yang disebabkan oleh lintah merupakan masalah yang unik di Thailand dan negara-negara tropis lainnya.
Penelitian ini menemukan sepuluh anak berusia antara lima dan sepuluh tahun yang memiliki pengalaman serupa setelah berenang di sungai atau kolam.
Dalam satu kasus, perdarahannya sangat parah sehingga anak membutuhkan transfusi darah.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR