Intisari-Online.com – Perkenalkan, namanya Doug Lindsay.
Pada usia 21 tahun, ketika dia berada di tahun akhir sebagai mahasiswa jurusan biologi di Universitas Rockhurst, Doug Lindsay tiba-tiba pingsan di rumahnya.
Saat itu adalah tahun 1999 dan Lindsay mengaku jantungnya berdegup kencang, lemas, dan sering pusing.
Akibatnya, dia tidak bisa berjalan lama.
"Bahkan berbaring di lantai pun tidak terasa cukup rendah," katanya seperti dilansir dari CNN pada Minggu (28/7/2019).
Kondisi ini membuatnya menghabiskan 11 tahun di tempat tidur rumah sakit.
Apalagi dokter tidak menemukan apa penyakit yang dia derita.
Frustasi. Akhirnya Lindsay mencoba mencari tahu apa penyakitnya dan mencari tahu bagaimana menyembuhkan dirinya sendiri.
Perjalanan yang dilakukan Lindsay berhasil memukau profesional medis dan menjadikannya salah satu inspirasi dunia medis.
"Dia melakukan sesuatu yang luar biasa," kata John Novack, juru bicara Inspire, jaringan sosial perawatan kesehatan untuk pasien penyakit langka dan kronis.
Penyakit keturunan
Selain Lindsay, ibunya pernah mengalami hal yang sama.
Pada saat Lindsay berusia 18 bulan, ibunya sangat lemah dan dia tidak bisa lagi menjemputnya.
Pada saat dia berusia 4 tahun, sang ibu tidak bisa lagi berjalan.
Bibi Lindsay juga menderita penyakit yang sama, semakin lemah sehingga dia tidak bisa mengikat sepatu sendiri.
Sejak musim gugur 1999 dan seterusnya, Lindsay remaja terbaring di tempat tidur sekitar 22 jam sehari.
Lalu Lindsay bertekad untuk menemukan jalan keluar.
Pertama, dia membaca buku teks endokrinologi 2.200 halaman, berharap ada info soal kondisi ini.
Di dalamnya, ia menemukan bagian penting yang membahas bagaimana gangguan adrenal dapat mencerminkan gangguan tiroid.
Dia memusatkan perhatian pada kelenjar adrenalinnya, yang berada di atas ginjal di kedua sisi perut bagian bawah.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR