2. Membangun kebiasaan yang kelak akan mendukung ritme hidup anak saat memasuki dunia sekolah.
Misalnya, seminggu sebelum masuk sekolah mulai membiasakan untuk tidur lebih awal dan bangun pagi.
Selanjutnya, menyesuaikan dengan jadwal masuk sekolah pukul 07.30, pukul 06.15 anak sudah sarapan dan mandi.
Upaya ini penting agar anak tidak kaget. Terlebih, anak akan menghadapi banyak hal baru dalam kehidupannya: sekolah baru, jadwal baru, teman-teman baru.
“Kita harus mengondisikan anak agar bisa menyesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan barunya saat sekolah nanti secara bertahap,” papar Weilin.
Anak harus dibiasakan mulai dari bangun pagi, mandi, sarapan atau bawa bekal sendiri, dan berangkat ke sekolah sebagaimana seharusnya.
“Dengan begitu, anak akan dibiasakan mandiri sehingga saat masuk sekolah nanti dia hanya tinggal menyesuaikan dengan guru dan teman-teman barunya,” imbuh dia.
3. Orangtua mulai mengenali hal-hal apa saja yang bakal disukai anak dari sekolah.
Caranya, dengan mencari kesamaan-kesamaan dengan dunia anak yang ada di sekolah tersebut.
Contohnya apakah di sekolah tersebut ada perpustakaan atau ada anak tetangga yang juga sekolah di situ.
Langkah ini berguna untuk mengurangi tingkat perbedaan atau kekagetan pada anak, terlebih yang masih di tingkat play group atau TK.
Jangan lupa pula, untuk menyemangati anak, orangtua bercerita yang hal-hal positif yang bakal diperoleh anak di sekolah.
Contohnya, ceritakan kepada anak bahwa di sekolah nanti dia akan mempunyai guru yang baik dan banyak teman bermain yang mengasyikkan.
Baca Juga: 3 Jam Tanpa Henti, Seorang Suami Siksa Istrinya hingga Tulang Rusuk Patah di Depan Anak Balitanya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR