Lotus birth adalah membiarkan tali pusat tetap terhubung dengan plasenta selama beberapa hari.
Jadi kalau biasannya tali pusat segera dipotong, Andien memilih membiarkannya hingga puput dengan sendirinya.
Dalam keterangan potret Kawa yang terhubung dengan tali pusat di Instagram, Andien berharap cara ini dapat memperpanjang ketenangan Kawa seperti di dalam rahim.
"Kawa, my lotus baby bersama kakak plasentanya yang setia menemani selama 9 bulan di dalam rahim, hingga puput dengan sendirinya.
In Kawa's case, it took 3 days," tulis Andien.
Meski begitu, dalam artikel Kompas.com yang terbit Desember 2017, Dr dr Ali Sungkar, SpOG-KFM menuturkan, metode water birth merupakan metode melahirkan alternatif yang tidak diajarkan di sekolah kedokteran.
Risiko water birth bisa membuat bayi tenggelam, dan tak ada jaminan bayi terhindar dari penularan infeksi lewat air.
Risiko penularan infeksi juga mungkin terjadi bila orangtua menjalani lotus birth.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina mengatakan, Kemenkes tidak menganjurkan metode persalinan dengan water birth.
Eni bahkan menuturkan bahwa Kemenkes pernah memanggil sejumlah pihak yang menyebut water birth aman dilakukan.
"(Salah satu) penyebab kematian kan infeksi. Siapa yang menjamin airnya steril.
Meskipun hangat, tapi kuman masih bisa hidup di situ. Kami tidak merekomendasikannya," kata Eni.
Baca Juga: 3 Jam Tanpa Henti, Seorang Suami Siksa Istrinya hingga Tulang Rusuk Patah di Depan Anak Balitanya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR