Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah kejadian tak terduga terjadi di jembatan penyebrangan orang (JPO) di Jalan Margonda, tepatnya depan Terminal Depok, pada Rabu (10/7/2019) lalu.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Usman Haliyana, seorang remaja wanita berinisial AF (17) nekat loncat dari JPO.
Ketika diperiksa, AF mengaku tertekan menjalani hidupnya.
Sebab AF selalu dipaksa oleh seorang laki-laki hidung belang untuk melayani nafsunya sehari-hari.
Baca Juga: Pernah Jadi Hidangan Upacara dan Masuk dalam Prasasti , Ini Sejarah Ikan Asin di Indonesia
Tidak hanya itu, AF juga kerap dicekoki obat-obatan terlarang.
"Jadi kalau tidak dipenuhi kemauan laki-laki ini, kata korban dia diancam dibunuh," ujar Usman saat dikonfirmasi Kompas.com pada Kamis (11/7/2019).
Oleh karenanya, korban mengaku nekat melakukan percobaan bunuh diri.
Meski demikian, Usman belum mengetahui identitas dan hubungan laki-laki hidung belang itu terhadap AF.
Serta apa jenis obat terlarang yang diberikan kepadanya.
Hingga saat ini, kasus tersebut tengah dalam penanganan unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Depok.
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
Penyalahgunaanobat-obatan terlarang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Terutama oleh kelompok remaja dan dewasa muda.
Entah dia dipaksa atau menggunakannya dengan sengaja.
Padahal penggunaan obat-obatan terlarang terutama secara berlebihan, akan memberikan efek negatif terhadap sistem organ tubuh, bahkan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Salah satu organ yang dapat terganggu akibat penyalahgunaan zat terlarang adalah organ jantung.
Menurut dr Teuku Istia Muda Perdana, SpJP, FIHA dari RS Jantung Diagram, Siloam Hospital Group, efek penggunaan obat terlarang pada jantung sangat beragam, mulai dari gangguan ringan hingga berat.
Berikut ini efek penggunaan empat kelompok obat terlarang pada jantung:
1. Kokain, amfetamin, dan ekstasi.
Ketiga jenis zat ini memberikan efek serupa terhadap jantung.
Zat ini akan menyebabkan peningkatan hormon katekolamin yang mengakibatkan jantung bekerja lebih keras.
Efek yang terjadi adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi mendadak.
Dengan terjadinya peningkatan kerja jantung mendadak, kebutuhan oksigen otot jantung akan meningkat, dan bila tidak tercukupi dapat menyebabkan kematian otot jantung.
“Efek penggunaan zat ini dalam jangka panjang adalah kerusakan pada dinding pembuluh darah, baik pada pembuluh darah arteri yang besar maupun pembuluh darah koroner, yang dapat menyebabkan terjadinya robekan pada dinding pembuluh darah,” jelas dokter yang akrab disapa Dani pada diskusi media di RS Jantung Diagram, Siloam Hospital Group, Jakarta (26/10).
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan pada otot jantung yang dapat mengganggu fungsi pompa jantung, serta gangguan irama jantung hingga henti jantung.
2. LSD dan psilocybin (yang juga dikenal dengan mushroom).
Kedua zat ini bersifat halusinogenik, atau menyebabkan penggunanya mengalami halusinasi.
Sedangkan, efeknya terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
“Efek yang jarang terjadi tetapi cukup serius adalah gangguan irama jantung berupa takiaritmia, dimana denyut jantung meningkat menjadi sangat cepat,” ujar dokter Dani.
3. Morfin dan turunan variasinya.
Dalam dunia medis, morfin adalah suatu penangkal nyeri yang kuat, yang banyak digunakan oleh tentara pada era perang dunia.
Akan tetapi, penggunaan berlebihan dari zat ini akan menyebabkan ketergantungan.
Zat ini akan memberikan sensasi “fly” pada penggunanya.
Efek utama morfin adalah penurunan tekanan darah dan denyut jantung.
Semakin tinggi dosis yang dikonsumsi, semakin besar efeknya dalam menurunkan kerja jantung, hingga dapat berakibat fatal seperti mengalami syok dan henti jantung (cardiac arrest).
4. Ganja.
Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi, ganja dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung, akan tetapi jarang hingga menyebabkan keadaan fatal.
Dokter Dani menegaskan, semua golongan obat terlarang tersebut memiliki efek yang sama bahayanya bagi kesehatan jantung jika disalahgunakan.
“Terlepas dari berapapun usianya, semakin banyak penggunaan, semakin sering intensitasnya maka akan semakin cepat merusak organ tubuh, termasuk jantung."
"Bahkan, bisa jadi dalam hitungan bulan.”
Sayangnya, karena umumnya pecandu narkoba takkan bercerita pada orang lain, seringkali mereka datang ke rumah sakit dalam kondisi sakit jantung yang sudah gawat.
“Ini seperti fenomena gunung es. Hanya sedikit pecandu narkoba dengan penyakit jantung yang datang ke rumah sakit."
"Itu pun mereka datang jika kondisinya sudah sangat parah. Bahkan, sulit sekali membuat mereka mengaku sebagai pemakai."
"Padahal, untuk pengobatan, kami harus tahu sumber penyebabnya,” ujar dr. Dani.
(Artikel ini telah tayang di kompas.comdengan judul "Begini Narkoba Merusak Kesehatan Jantung")