“Kami membangun ini untuk melawan kerusakan flora dan fauna di daerah ini,” ujar ketua komunitas, Nasidin.
Komunitas ini berkisah tentang alasan pembangunan lokasi wisata ini. Dengan bahan seadanya, mereka bekerja non-stop mulai dari mencari kayu hingga merakit jembatan.
Penggunaan kayu juga tak lepas dari kurangnya dana.
Meski begitu, jembatan kayu ini kokoh dan malah menambah keindahan sungai purba.
“Orang sini kalau tahu ada suatu bangunan, tidak berani merusak karena merasa tempat itu sudah dimiliki orang lain,” tutur Nasidin.
Pembangunan ini juga sekaligus menjadi wisata edukasi yang dikelola komunitas Tebat Rasau.
Sekarang sudah ada lebih dari 50 orang yang bergabung.
Umumnya mereka juga nelayan yang biasa mencari ikan di kawasan sungai purba ini.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Wisata 4 in 1
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR