Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah desa di pelosok Belitung menawarkan wisata yang berbeda dari biasanya.
Tidak hanya menawarkan pesona alam yang mengagumkan, komunitas warga ini memberikan wisata tutur bagi para pelancong.
Namanya Tebat Rasau, sebuah kawasan sungai purba di Desa Lintang, Belitung.
Tebat bisa dimaknai sebagai dam air, yakni bendungan.
Rasau sendiri adalah semacam tumbuhan pandan yang tumbuh di sungai itu sebagai tempat hidup ikan.
Komunitas warga desa membangun sebuah jembatan wisata menyebrangi sungai purba.
Dengan 11 orang pertama yang bergabung, komunitas lokal ini menghabiskan dua bulan untuk membangun lokasi wisata.
“Kami membangun ini untuk melawan kerusakan flora dan fauna di daerah ini,” ujar ketua komunitas, Nasidin.
Komunitas ini berkisah tentang alasan pembangunan lokasi wisata ini. Dengan bahan seadanya, mereka bekerja non-stop mulai dari mencari kayu hingga merakit jembatan.
Penggunaan kayu juga tak lepas dari kurangnya dana.
Meski begitu, jembatan kayu ini kokoh dan malah menambah keindahan sungai purba.
“Orang sini kalau tahu ada suatu bangunan, tidak berani merusak karena merasa tempat itu sudah dimiliki orang lain,” tutur Nasidin.
Pembangunan ini juga sekaligus menjadi wisata edukasi yang dikelola komunitas Tebat Rasau.
Sekarang sudah ada lebih dari 50 orang yang bergabung.
Umumnya mereka juga nelayan yang biasa mencari ikan di kawasan sungai purba ini.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Wisata 4 in 1
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya disajikan pesona alam yang indah.
Komunitas ini juga bersedia memberikan wisata tutur, yakni menceritakan kisah-kisah Tebat Rasau, mulai dari sejarah, sampai fungsi tanaman di sekitar situ.
Selain itu, tempat wisata yang baru berdiri pada 17 Januari 2018 itu juga menawarkan makan siang unik.
Turis bisa ikut menyiapkan makan siang dengan menangkap ikan di sungai purba.
Proses memancing ikan tidak sembarangan karena mereka tidak menggunakan cacing atau usus ayam.
Para nelayan memerangkap ikan dengan alat khusus yang dirangkai dari kayu.
Bentuknya seperti keranjang memanjang yang ujungnya diikat.
Bagian dalamnya diberi duri supaya ikan tidak lepas.
Jika sudah tertangkap, ikatan di ujung keranjang akan dibuka sehingga ikan bisa dikeluarkan.
Setelah itu, ikan langsung bisa dimasak bersama dengan bumbu-bumbu segar.
Rasa asli bahan makanan akan memanjakan lidah sebab warga tidak memasak dengan tambahan penyedap buatan.
Ikan yang dimasak dengan berbagai menu nikmat sekali disajikan dengan nasi putih panas, sambal, dan lalapan segar. Wisatawan juga bisa makan dalam tradisi Bedulang khas Belitung.
Selain itu, ada pula kopi susu khas Tebat Rasau yang manis segar menambah nikmat cita rasa di kawasan sungai purba. (Nat)
Baca Juga: Yuk Intip Wisata Bandung Tempo Dulu, Beberapa Masih Ada Hingga Sekarang