Intisari-Online.com - Setelah penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon pada tahun 2000, Chel Ha'Avir membuat sebuah kesputusan untuk menarik pesawat-pesawatnya.
Bahkan, sejak saat itu hingga dimulainya Perang Lebanon Kedua enam tahun kemudian, sudah ditandatangani kesepakatan pengenduran ketegangan.
Dalam situasi ini, Israel terjerumus dalam sebuah perang bentuk baru, yakni perang hibrida.
Perang hibrida adalah strategi militer yang mencampurkan perang konvensional dengan perang irreguler dan perang cyber.
Baca Juga: Berhasil Turunkan Berat Badan dari 340 Kg Jadi 70 Kg, Ibu Lima Anak Ini Dapat Kembali Beraktivitas
Perang hibrida dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika yang fleksibel dan kompleks dari ruang pertempuran yang memerlukan suatu tanggapan pengharusan adaptasi.
Sosok musuh hibrida dapat berupa negara ataupun non-negara.
Dalam kasus Israel, musuh hibrida mereka adalah Hizbullah dari Lebanon.
Mereka adalan entitas non-negara dalam sistem negara.
Source | : | Nino Oktorino, Chel Ha'Avir: Angkatan udara Israel (2017) |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR