Advertorial
Intisari-Online.com - Tingginya angka kerugian yang dialami dalam Perang Yom Kippur memaksa Israel meningkatkan jumlah senjata dan unit tempurnya.
Untuk mempersenjatai dirinya dengan lebih cepat, Israel membeli banyak pesawat terbang, tank, rudal dan sistem persenjataan mutakhir dari Amerika Serikat.
Selama dasawarsa 1970-an, angkatan darat dan angkatan udara dikembangkan dan doktrin taktis baru diuji.
Taktik blitzkrieg Israel yang baru menuntur pasukan tempur beroperasi sebagai sebuah tim yang terintegrasi.
Baca Juga: Bagai Perisai dan Pedang Raja Daud, Itulah Keunggulan Angkatan Udara Israel di Medan Pertempuran
Pesawat tempur, helikopter, tank, kendaraan lapis baja pengangkut pasukan, artileri mobil dan pasukan, artileri mobil dan pasukan lintas udara yang akan bekerja sama untuk mengatasi musuh dan meraih kemenangan.
Chel Ha'vir membeli sejumlah besar rudal berpemandu, bom pintar, dan senjata mutakhir untuk meningkatkan kemampuan pilot Israel guna menghancurkan sasaran.
Pesawat terbang, persenjataan dan ECM dimodifikasi dan ditingkatkan kemampuannya.
Standar kemampuan ditingkatkan guna menjamin para awak udara Chel Ha'Avir memiliki kemampuan tempur yang tetap baik.
Baca Juga: Coba Cek Air Kencing Anda! Apakah Berbusa? Jika Ya, Bisa Jadi Tanda Awal 4 Penyakit Ini!
Angkatan udara memesan tambahan pesawat A-4N Skyhawak dan F-4E Phantom dari Amerika.
Lebih jauh, mereka juga meningkatkan angka produksi pesawat jet yang dibuat di Israel.
Pada tanggal 14 April 1975, Chel Ha'Avir menerima pesawat pemburu pertama buatan Israel, Kfir.
Amerika Serikat menawarkan dua pesawat moderen mereka, F-14 Tomcat dan F-15 Eagle.
Yang lebih menarik dibandingkan F-15 adalah F-16A Fighting Falcon.
Pada akhir tahun 1977, Israel mengumumkan bahwa mereka telah memesan 75 jet F-16.
Pesawat F-16 dapat berperan sebagai pesawat tempur maupun penyerang darat.
Pada 1974, Chel Ha'Aviir membeli enam helikopter penyerang AH-1 Cobra.
Baca Juga: Canggih, Militer Israel Punya Perlengkapan Senjata Masa Depan yang Futuristik
Helikopter tersebut dipersenjatai rudal untuk menguji konsep baru bagi penggunaan mereka sebagai sebuah pasukan reaktif.
Setelah konflik tahun 1973, Israel jgua meningkatkan kemampuan armada helikopter angkut Super Frelon miliknya dengan menambahkan mesin turbin buatan Amerika.
Selain itu, helikopter Bell 205 yang sudah tua dijual dan digantikan dengan bell 212 yang memiliki kemampuan lebih baik.
Israel belajar pada 1973 bahwa perang dapat dimenangkan atau tidak berdasarkan informasi yang tersedia.
Baca Juga: 'Kiamat' Bisa Terjadi Sekarang, Ini 3 Prediksi Alasan Mengapa Israel Akan Memulai Perang Nuklir
Selama akhir dasawarsa 1970-an, kemampuan pengumpulan dan penyebaran data intelijen dari angkatan darat dan angkatan udara Israel membaik.
Perangkat pengumpulan intelijen yang baru seperti pesawat radar peringatan dini E-2C Hawkeye, pesawat pengintai OV-1D Mohawk dan berbagai pesawat tak berawak mulai digunakan.
Baca Juga: Akibat 'Serangan' Burung Saat Lepas Landas, Jet Tempur F-15 AS Rugi Hingga Rp28 Miliar