Advertorial

Serang Wilayah Diktator Idi Amin, Israel Dapat Bawa Pulang Sandera dan Lumpuhkan Pasukan Uganda

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Pemerintah Israel menolak untuk menyerah pada tuntutan itu, tetapi setuju untuk berunding guna mengulur waktu dan mengumpulkan informasi.
Pemerintah Israel menolak untuk menyerah pada tuntutan itu, tetapi setuju untuk berunding guna mengulur waktu dan mengumpulkan informasi.

Intisari-Online.com - Pada 27 Juni 1976, empat orang teroris, dua di antaranya adalah anggot kelompok sayap kiri ekstrem Jerman Baader-Menhof sementara dua lainnya merupakan anggota Popular Front for the Liberation of Palestine.

Mereka membajak sebuah pesawat penumpang milik Air France yang terbang dari Tel Aviv menuju Paris lewat Athena.

Para pembajak kemudian membawa pesawat tersebut ke Uganda, yang dikuasai oleh diktator Idi Amin Dada yang pro-Palestina.

Para penumpang non-Yahudi kemudian dibebaskan, sementara 105 orang penumpang Israel dan Yahudi ditahan di terminal bandara dengan sepertujuan dan perlindungan Idi Amin.

Baca Juga: Kisah Kusni Kasdut, Seorang Pejuang yang Jadi Perampok, Akan Difilmkan

Para pembajak sendiri mengancam akan membunuh para sandera kecuali 53 orang rekannya yang dipenjarakan oleh Israel, Swiss, Prancis, Kenya dan Jerman Barat dibebaskan.

Pemerintah Israel menolak untuk menyerah pada tuntutan itu, tetapi setuju untuk berunding guna mengulur waktu dan mengumpulkan informasi.

Pada saat yang bersamaan, para pemimpin militer Israel mulai merencanakan sebuah operasi penyelamatan.

Baca Juga: Canggih, Militer Israel Punya Perlengkapan Senjata Masa Depan yang Futuristik

Mayor Jenderal Benjamin Peled, panglima Chel Ha'Avir, mengarahkan logistik sementara Brigadir Jenderal Dan Shomron, panglima pasukan peyung, membuat sebuah rencana penyelamatan bersama para perwira senior Israel lainnya.

Chel Ha'avir, dengan menggunakan empar pesawat angkut C-130H Hercules, menerbangkan unit-unit pasukan payung dan komando sejauh hampir 4.000 km ke Bandara Entebe, Uganda.

Itu dilakukan sebagai upaya penyelamatan yang diberi sandi Thunderball.

Sebuah Boeing 707 digunakan sebagai pesawat komando dan komunikasi.

Baca Juga: Menantang Dogfight, Beginilah Suasana Duel 20 Pilot Korea Utara Melawan Angkatan Udara Israel

Sementara sebuah Boeing 707 lainnya, menjadi rumah sakit mobil.

Dalam tembak-tembakan yang mengikutinya, pasukan Israel melumpuhkan pembajak dan pasukan Uganda.

Sekalipun kehilangan komandan mereka, pasukan komando Israel berhasil membebaskan para sandera dan menaikkan mereka ke pesawat penyelamat.

Baca Juga: Dapat Bangkit Perlahan, Israel Bangun Supremasi Udaranya Seusai Perang Yom Kippur

Untuk melindungi pelarian mereka, pasukan Israel meledakkan 7 pesawat tempur MiG-21 dan 4 pesawat MiG-17 milik Angkatan Udara Uganda yang diparkir di landasan.

Beberapa jam kemudian, pesawat-pesawat terbang Israel yang membawa para sandera yang berhasil dibebaskan disambut dengan sorak sorai kegembiraan oleh keluarga mereka dan bangsa Israel di Bandara Ben-Gurion.

Baca Juga: Idi Amin Diktator Uganda Lari Terbirit-birit Tanpa Sehelai Benang saat Tertangkap Basah Mesum dengan Istri Orang

Artikel Terkait