Advertorial

Israel Sembunyikan Nuklir Saat Perang 6 Hari, Jika Diledakkan, Letusannya Menjangkau Kairo

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Menjelang Perang Enam Hari 1967, Israel menyembunyikan inti plutonium di kantor polisi tua buatan Inggris di luar kota Gedera, Israel.
Menjelang Perang Enam Hari 1967, Israel menyembunyikan inti plutonium di kantor polisi tua buatan Inggris di luar kota Gedera, Israel.

Intisari-Online.com - Menjelang Perang Enam Hari 1967, Israel menyembunyikan inti plutonium di kantor polisi tua buatan Inggris di luar kota Gedera, Israel.

Rencananya inti plutonium itu akan segera diubah menjadi bom nuklir jika Israel merasa membutuhkannya.

Kesaksian Elie Geisler, mantan pejabat atom, dikumpulkan oleh Avner Cohen, salah satu peneliti utama sejarah nuklir Israel.

Seperti yang telah diketahui, Israel selama ini memilih sikap ambigu terhadap kepemilikan bom nuklir, ia tidak membenarkan dan juga tidak menyangkal.

Baca Juga : Keluarga Ini Terkejut Mendapati di Tengah Sawahnya Ada Seekor Buaya, Ternyata dari Sini Asalnya

Namun kebenarannya, bahkan sejak perang 1967 mereka telah merencanakan penggunaan bom nuklir.

Rencana nuklir ini adalah "rahasia terakhir perang 1967," kata Cohen kepada The New York Times pada 2017.

Menurut Cohen, pandangan ini didukung kesaksian Geisler yang menceritakan keterlibatannya dalam proyek inti plutonium Israel itu.

Dari 1963 hingga 1973, Geisler bekerja dalam program nuklir Israel sebagai bagian dari Otoritas Ilmiah.

Baca Juga : Gaza Terus Dibombardir Israel, 1 Juta Rakyat Palestina Terancam Kelaparan, Gaza di Ambang Bencana Kemanusiaan

Pada minggu-minggu sebelum perang, Geisler dikirim dengan kontingen penjaga perbatasan ke kantor polisi Qatra era Mandat Inggris di luar Gedera dan ditugasi menjaga "paket."

Paket itu adalah sebuah peti kayu yang berisi "bola setengah logam" radioaktif.

"Pekerjaan utama saya adalah mengurus 'paket' dengan menggunakan Geiger dan penghitung lain untuk memverifikasi keselamatan dan keamanan agar tak ada kebocoran radiasi."

Ketika perangkat melepaskan radiasi gamma dan alfa, ia yakin bahwa ini adalah "hal yang nyata," inti plutonium cikal bakal bom nuklir.

"Saya akan berdiri di ruangan kecil ini dan menatap objek dengan kagum, setelah melihat foto dan film kehancuran Hiroshima dan Nagasaki," katanya.

"Saya tahu betul bahwa penggunaan perangkat akan menjadi 'pilihan terakhir' keputusan politik Israel," tambahnya.

Baca Juga : Berkat Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Gersang dan Sangat Miskin 'Disulap' Jadi Surga Pertanian nan Makmur!

Menurut Yaakov, rencananya Israel akan "menakuti" Mesir dengan meledakkan perangkat atom di situs puncak gunung sekitar 12 mil dari kompleks militer Mesir di Abu Ageila.

“Dua helikopter besar akan mendarat, mengirimkan perangkat nuklir dan kemudian membuat pos komando di sungai atau ngarai gunung."

"Jika perintah datang untuk meledak, kilatan menyilaukan dan awan jamur akan terlihat di seluruh gurun Sinai dan Negev, dan mungkin sejauh Kairo," lanjutnya.

Namun ternyata kemenangan dengan segera berada di pihak Israel dan kiamat bom nuklir pun tak pernah terjadi.

Baca Juga : Inilah Operation Badr, Serbuan Militer Mesir di Awal Bulan Puasa yang Sempat Membuat Pasukan Israel Kocar-Kacir

Namun, Yaakov masih percaya bahwa Israel terus mengembangkan dan memajukan senjata-senjata militernya dan secara terbuka menyatakan kecakapan nuklirnya.

Pada tahun 2001, sekitar dua tahun setelah percakapannya dengan Cohen, Yaakov ditangkap di Israel dan dituduh memberikan informasi rahasia dengan maksud untuk merusak keamanan negara.

Meskipun tidak dirinci dalam surat dakwaan, pelanggaran ini terkait dengan memoar yang ditulis Yaakov.

Dia dibebaskan dari dakwaan utama tetapi dinyatakan bersalah atas penyerahan informasi rahasia tanpa izin.

Yaakov menerima hukuman percobaan dua tahun.

Baca Juga : 'Kiamat' Bisa Terjadi Sekarang, Ini 3 Prediksi Alasan Mengapa Israel Akan Memulai Perang Nuklir

Artikel Terkait