Intisari-Online.com - Setelah mengalami kekalahan perang melawan Israel pada Perang Enam Hari (1967), Mesir terus membangun kekuatan militer untuk suatu kali menyerang Israel secara dadakan (pre emptive war).
Mesir yang pada Perang Enam Hari memang mengalami kerugian paling besar dibandingkan Suriah dan Yordania.
Pasalnya akibat serangan udara dadakan Israel, Mesir telah kehilangan 2/3 jet-jet tempurnya sehingga benar-benar jadi sangat marah.
Oleh karena itu pasca Perang Enam Hari, diam-diam Mesir terus membeli jet-jet tempur generasi terbaru bari Rusia, termasuk ribuan tank serta rudal-rudal perontok pesawat seperti SA-6 SAM yang bisa diangkut ranpur.
Baca Juga : 'Kiamat' Bisa Terjadi Sekarang, Ini 3 Prediksi Alasan Mengapa Israel Akan Memulai Perang Nuklir
Tujuan Mesir yang secara dadakan ingin menyerang Israel adalah untuk kembali menguasai Terusan Suez dan menguasai sebagian timur Dataran Tinggi Golan yang pada tahun 1967 berhasil dikuasai Israel.
Militer Israel sendiri untuk mencegah Mesir melakukan serangan dengan cara menyeberangi Terusan Suez telah membuat benteng alam setinggi 25 meter sepanjang tepian Terusan Suez yang dinamai benteng Bar Lev Line.
Israel merasa yakin jika benteng Bar Lev Line yang terbuat dari campuran pasir dan lumpur yang telah dipadatkan akan sulit ditembus oleh pasukan Mesir.
Tapi perkiraan Israel itu ternyata keliru. Militer Mesir diam-diam ternyata sudah bisa sudah mengetahui kelemahan pertahanan benteng Bar Lev Line.
Baca Juga : Hukuman Mati di Israel, Paling Terkenal Eksekusi Perwira Senior SS Nazi
Source | : | wikipedia,warhistoryonline.com,You Tube |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR