Advertorial
Suatu sore, saya bercakap-cakap dengan seorang kawan lama melalui aplikasi layanan pesan elektronik. Kebetulan saat itu ia tengah bersantap. Ia pun mengirimkan foto makanan khas Negeri Paman Ho yang berada di hadapannya: semangkuk pho yang ranum—mi beras yang direndam dengan kaldu sapi lalu disajikan dengan sayuran mentah. Dia memang penggemar kuliner ini.
Namanya, Yudi Andreas, manajer perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia. Dua tahun lalu ia mulai berjuang menurunkan berat badan dengan metode clean eating diet—meminimumkan santapan olahan, sarapan hanya dengan buah-buahan, porsi sayuran yang lebih banyak, dan minum air dengan takaran tiga liter dalam sehari. Selama setahun, lebih berat badannya turun dari enam kilogram. Program itu berlanjut dengan kardio, sehingga sampai hari ini ia berhasil menurunkan lima kilogram lagi.
Saya bertanya kepadanya, mengapa proses penurunan berat badannya begitu lama. Bukankan, belakangan ini beragam diet yang terbukti cepat menurunkan berat badan?
“Karena aku tidak suka konsep diet yang menyiksa,” ungkapnya. “Diet jangka pendek itu menyiksa diri, sedangkan yang dibutuhkan diet itu adalah perubahan lifestyle.”
Target diet sejatinya bukanlah soal berat badan, melainkan tujuan sehat. Namun, berat badan yang turun bolehlah sebagai bonusnya. Banyak yang salah kaprah bahwa diet itu perkara menurunkan atau menaikkan berat badan, padahal diet adalah perkara pola makan. Jadi, menurutnya, benar juga apa yang kerap dikata orang bahwa “kebahagiaan itu berawal dari usus” bukan dari berat badan.
Setiap orang mungkin memiliki definisi “sehat” yang beragam. Kendati sehat dan bugar memiliki makna yang berlainan, namun ia menempatkan kebugaran sebagai salah satu indikator “sehat” untuk dirinya, seperti durasi atau ketahanan dalam berjalan kaki atau aktivitas lainnya.
Pada edisi ini kami menyajikan kisah pengalaman empat selebritas yang obesitas demi meraih kesehatan dengan cara mengatur pola makanan. Obesitas minggat, tubuh sehat, penampilan mereka pun kian terangkat. Kita bisa menyimak bagaimana mereka berupaya mengubah gaya hidup demi tercapainya tujuan tadi.
Saya pun teringat pesan kawan saya, “Mengubah gaya hidup itu tidak semudah yang dibayangkan. Dan, diet tanpa perubahan gaya hidup yang langgeng adalah kesia-siaan.”