Advertorial

Kisah Tragis Sudadi, Driver Ojol yang Tewas Membusuk di Kamar dan Ibunya yang Disabilitas Tak Sadar Anaknya Tewas

Mentari DP

Editor

Ternyata bau menyengat itu ternyata datang dari jenazah Sudadi yang telah membusuk diduga sejak Sabtu (30/6/2019) lalu.
Ternyata bau menyengat itu ternyata datang dari jenazah Sudadi yang telah membusuk diduga sejak Sabtu (30/6/2019) lalu.

Intisari-Online.com – Tragis. Mungkin kata itu bisa menggambarkan apa yang terjadi di bawah ini.

Dilaporkan kompas.com pada Rabu (3/7/2019), tercium bau menyengat dari sebuah rumah yang dimiliki Sudadi di Jalan Pulo Kemuning II, RT 02/RW 14, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Bau busuk dapat dirasakan Kompas.com dan media-media lain saat mendatangi rumahnya yang berada di kawasan padat penduduk it pada Rabu (3/7/2019).

Rasanya setiap orang yang mau melewati rumah Sudadi sudah pasti menutup hidung dan mulut dengan tangan karena mencium bau.

Baca Juga: Kisah Buruh Bangunan yang Berhasil Kuliahkan Anaknya di Teknik Nuklir UGM: ‘Selalu Ada Jalan Bagi yang Selalu Berusaha’

Setelah diperiksa, ternyata bau menyengat itu ternyata datang dari jenazah Sudadi yang telah membusuk diduga sejak Sabtu (30/6/2019) lalu.

Pria berusia kurang lebih 35 tahun ini diduga tewas karena sakit.

Saat jenazah sudah dibawa pihak kepolisian, terdapat satu pemandangan aneh.

Tidak jauh dari pintu rumah, terlihat sebuah jendela terbuka setengah dekat sepeda motor.

Dari luar jendela terlihat sosok tangan yang keriput, kurus kering, dan tersender di besi teralis.

Ternyata sosok tersebut adalah ibu dari Sudadi yang bernama Murtini.

Baca Juga: Raffi Ahmad Miliki Benjolan di Leher dan Harus Dioperasi: 6 Penyebab Benjolan di Leher, Ada Cedera Hingga Kanker

Wanita yang berusia sekitar 75 tahun ini diketahui mengalami lumpuh dan hanya bisa terbaring di kamar.

"Sudah sekitar dua setengah tahun alami lumpuh," kata Alex Widodo selaku Ketua RT 02/15 saat ditemui.

Selama itu juga, Sudadi yang sehari-hari bekerja sebagai ojek online selalu merawat sang ibu.

Kadang, jika Sudadi tidak pulang karena sibuk kerja, dia hanya menyiapkan makan pagi untuk Murtini.

Selanjutnya, Sudadi biasa meminta tolong kepada tetangga untuk memberi makan sang ibu.

"Tapi kadang dia (korban) juga enggak pulang. Nah pas dia jalan, dia titip sama tetangga, karena posisinya di pinggir jendela, kita juga bisa nengokin, kita juga bisa kasih makanan dan minuman lewat jendela," kata dia.

Alex pun bisa memaklumi jika Sudadi harus pergi pagi pulang larut untuk bekerja.

Pasalnya, dia harus menanggung biaya untuk kehidupan sehari - hari.

Jangankan untuk makan sehari-hari, untuk membayar uang kebersihan bulanan di lingkungan RT saja Sudadi mengaku kesulitan.

Baca Juga: Menteri Baru di Kabinet Jokowi: Ini Enak dan Tidak Enaknya Jadi Menteri, Gaji Rp19 Juta Tapi Kadang ‘Nombok’ Juga

"Kita sebagai pengurus RT enggak mau membebani masalah bulanan, yang lain kita bebani."

"Karena saya tahu dia pernah bilang saya enggak bisa bayar uang sampah dan keamanan," kata dia.

Kini, Sudadi sudah menghadap sang pencipta walau dengan cara yang mengenaskan yakni membusuk di ruang tamu.

Walau ruang tersebut bersebalahan dengan tempat sang ibu berbaring, Alex mengaku jika Murtini tidak tahu kalau anaknya sudah meninggal dunia.

"Saat ditanya ibunya, dia enggak tahu kalau anaknya sudah meninggal. Dia juga enggak nyium bau busuk,"kata dia.

Alex mengatakan selanjutnya Murtini akan dirawat oleh kakak Sudadi beserta istrinya.

Dia pun tidak bisa memastikan apakah kakaknya akan tetap menempati rumah tersebut.

"Jadi nanti kakak korban sama istrinya tinggal disini, kalau betah. Kalau engga ya paling dibawa ke rumah dia (istri kakak korban) yang di kuningan," ucap dia. (Walda Marison)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Kisah Pilu Driver Ojol dan Ibunya yang Lumpuh, Tak Sadar Anak Tewas Membusuk di Samping Kamar")

Baca Juga: Tradisi Suku Kreung, Ketika Ayah Buatkan ‘Gubuk Cinta’ Agar Anak Gadisnya Berhubungan Intim dengan Pria Berbeda Tiap Malam

Artikel Terkait