Berdasarkan laporan sejumlah keanehan tubuh Ramirez, pihak rumah sakit memberlakukan perlakuan khusus terhadap jasad Ramirez.
Mereka mengirimkan tim khusus dengan pakaian pelindung untuk memeriksa ruangan tempat Ramirez di rawat atau tempat mayat Ramirez.
Tim ini mencoba menganalisa tanda-tanda adanya gas beracun, zat kimia maupun kandungan zat-zat aneh lainnya. Namun tim ini tak menemukan apapun yang bisa menjawab kenapa para perawat sampai pingsan.
Kecurigaan kemudian mengarah pada tubuh Ramirez sendiri.
Tim ini kemudian membawa jasad Ramirez dengan menggunakan kantung berbahan alumunium tertutup. Tapi otopsi belum dilakukan hingga hampir sepekan setelah kematiannya. Otopsi sendiri dilakukan di ruangan khusus oleh tim khusus dengan pakaian pelindung.
Dalam otopsi yang dilakukan pada 25 Maret 1994, tim medis menyimpulkan bahwa terdapat tanda-tanda zat berupa Tylenol, Lidocaine, codeine dan tigan dalam tubuh Ramirez.
Tiga sendiri merupakan obat anti mual yang bisa membentuk amonia. Inilah yang menjadi jawaban kenapa darah Ramirez berbau seperti amoniak.
Sementara laporan dari ahli toksikologi menunjukan bahwa tubuh Ramirez mengandung dimethyl sulfone dalam darah dan jaringan tubuhnya. Zat dimethyl sulfone ini memang terbentuk secara alami dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memecah zat tertentu yang masuk ke tubuh.
Permasalahannya, Ramirez memiliki dimethyl sulfate tiga kali lebih banyak dari jumlah normal.
Ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan bahan obat untuk menyembuhkan kanker rahim yang dideritanya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR