Advertorial

Makin Kebal, Ilmuwan Ungkapkan Kecoak Telah Berevolusi menjadi 'Kecoak Super' yang Sulit Dibasmi Manusia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Sekarang mungkin Anda akan sedikit kesulitan untuk membasmi serangga ini, karena ilmuwan menemukan sesuatu mengejutkan pada hewan ini.
Sekarang mungkin Anda akan sedikit kesulitan untuk membasmi serangga ini, karena ilmuwan menemukan sesuatu mengejutkan pada hewan ini.

Intisari-Online.com - Sebagian besar orang akan memusnahkan kecoak ketika melihat hewan menjijikkan tersebut.

Hewan ini memang terkadang suka tiba-tiba muncul di dalam rumah, meski rumah telah dibersihkan. Karena itu, ketika hewan ini muncul kita akan langsung membasminya.

Dengan menggunakan penyemprot seperti insektisida, atau cairan kimia lain yang bisa membasmi serangga seperti kecoa.

Namun, sekarang mungkin Anda akan sedikit kesulitan untuk membasmi serangga ini, karena ilmuwan menemukan sesuatu mengejutkan pada hewan ini.

Baca Juga: Himbauan Kepada Jemaah Haji Dilarang 'Selfie' dengan Unta, Alasannya?

Melansir Insider, pada Rabu (3/7/2019), ilmuwan mengungkapkan bahwa serangga ini telah berevolusi menjadi kebal terhadap cairan kimia.

Hewan ini telah berkembang menjadi resisten terhadap banyak semprotan serangga termasuk insektisida, bahkan kecoak juga kebal meski belum pernah terpapat bahan kimia tersebut.

Hal itu membuta mereka hampir tidak mungkin untuk dimusnahkan dengan cairan kimia apapun, dan satu langkah lebih dekat untuk mengambil alih dunia.

Dalam penelitian Scientific Report, mengungkapkan bahwa serangga ini mengembangkan resistensi dalam satu generasi disebut sebagai kecoak super.

Baca Juga: Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Derita Skizofrenia: Waspada, Cakaran Kucing Bisa Sebabkan Skizofrenia!

Jadi mereka yang kebal terhadap zat kimia beracun, biasanya akan menular pada keturunan mereka dan akan sangat toleran pada zat beracun sejenis insektisida.

"Kami tidak memiliki petunjuk, bagaimana hal ini bisa terjadi secepat ini," kata peneliti Michael Scharf, dari Departemen Entomologi di Universitas Purdue.

"Kami melihat peningkatan resistensi empat atau enam kali lipat dalam satu generasi," sambungnya.

Peneliti juga melakukan uji coba dengan tiga insektisida berbeda seperti abamektin, asam borat, dan thiamethoxam pada banyak kecoak di Indiana dan Illinois selama 6 bulan.

Baca Juga: Viral Video Minta Tolong Pendaki Hilang di Gunung Bondowoso, Ini 4 Cara Temukan Jalan Saat Tersesat Tanpa Ponsel dan GPS

Dalam sedetik mereka saling mengganti insektisida. Awalnya kecoak memiliki resistensi yang rendah, namun perlahan mereka terus mengembangkan resistensi.

Pengobatan menggunakan insektisida membuat populasinya tumbuh sekitar 105 ketika individu kecoak mulai mengembangkan resistensi.

Bahkan dengan semakin sering disemprot insektisida, populasi kecoak benar-benar meningkat, mereka bisa bertahan dan pada akhirnya akan sulit dibasmi.

Temuan ini juga kemudian diuji di laboratorium, hasilnya menunjukkan sebagian besar kecoak dan keturunannya menjadi kebal terhadap pestisida.

Baca Juga: Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Derita Skizofrenia: Kurangnya Hubungan Seks pada Orang Tua Bisa Jadi Penyebabnya

Kecoak sanggup memompa hingga 50 anak selama siklus reproduksi selama 3 bulan, sehingga sebagian kecil dari keturunan mereka perlu mengembangkan resistensi silang.

Hal itu membuatnya bisa bangkit dan membuatnya semakin besar dalam beberapa bulan, parahnya hewan ini juga kebal meski manusia menginjakknya dengan kaki.

Meski hewan ini kecil, kecoak merupakan hewan yang membawa patogen jahat termasuk E.Coli, salmonella, alergen pemicu asma, dan mereka juga hidup di lingkungan manusia yang berpotensi menjadi vektor penyakit.

Artikel Terkait