Advertorial
Intisari-Online.com -Fenomena gerhana matahari total akan terjadi pada 2 dan 3 Juli 2019.
Sayangnya, fenomena langka ini tidak bisa disaksikan langsung oleh masyarakat di Indonesia.
Hanya beberapa negara di Amerika bagian Selatan yang dapat melihatnya secara langsung.
Baca Juga: Begini Cara Menonton Gerhana Matahari Total Nanti Malam Lewat Internet
"Melewati garis gerhana yang dimulai pada pagi 3 Juli di Pasifik Barat dan berakhir saat maghrib 2 Juli di Amerika Selatan. Jalur gerhana matahari total yang bisa dilihat di daratan hanya di Chile dan Argentina," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin melansir kantor berita Antara.
Banyak hal dilakukan dalam rangka menyambut gerhana, salah satunya penggunaan celana dalam merah oleh suku Maya.
Namun, jika dilihat dari faktor Agama,mungkin hanya Islam yang mengenal ritual keagamaan saat gerhana.
Sementara yang lain menikmati gerhana, umat muslim menyempatkan waktu untuk melakukan shalat.
Bagaimana ceritanya sehingga umat muslim punya ritual keagamaan khusus saat gerhana? Apa gerhana begitu penting dalam Islam?
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, shalat gerhana sebenarnya bermula dari mitos kaitan kematian orang penting dan fenomena gerhana.
Baca Juga: Besok Gerhana Matahari: Beginilah Reaksi Aneh Hewan-hewan saat Menyaksikan Gerhana Matahari
Pada 27 Januari 632 M, terjadi gerhana matahari cincin yang bisa disaksikan oleh warga bagian utara, jazirah Arab, dan India.
Secara kebetulan, pada hari yang sama, putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun.
Orang Arab yang sejak masa pra-Islam percaya bahwa gerhana merupakan pertanda adanya kematian tokoh penting lantas langsung mengaitkan gerhana matahari cincin itu dengan kematian putra Nabi.
Baca Juga: 7 Hal yang Paling Dinanti di Tahun 2019, Ada Kelahiran Bayi Kerajaan Inggris Hingga 5 Gerhana
Nabi Muhammad SAW lantas mengatakan bahwa gerhana sama sekali tak terkait dengan kematian putranya tetapi merupakan wujud kekuasaan Allah SWT.
"Kemudian (umat Muslim) diperintahkan shalat ketika terjadi gerhana," kata Thomas kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Perintah shalat gerhana Nabi tersurat dalam hadist Bukhari-Muslim.
Nabi mengatakan, "Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat."
(Yunanto Wiji Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Orang Islam Shalat Saat Gerhana?".