Advertorial
Intisari-Online.com - Zaskia Adya Mecca sempat mengalami sakit saraf terjepit atau saraf kejepit di bagian leher.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, Zaskia sempat mencoba mengobati sendiri saraf terjepit dengan memakai koyo.
Di samping itu, ia juga minta dipijat di bagian leher.
Namun rupanya, pijatan justru semakin menambah kadar sakit yang ia rasakan.
“Ternyata emang pengobatan saraf ketarik atau kejepit itu gak bisa sembarangan ya. Kayak aku kemarin diurut sama yang gak gitu paham justru makin memperburuk kondisinya,” ungkap Zaskia melalui Instagramnya.
Lantas bagaimana penanganan yang tepat?
Baca Juga: Apakah Saraf Terjepit Menyebabkan Nyeri Bahu Anda? Ini Penjelasannya
Temukan di foto medis
Untuk mengenali saraf terjepit atau hernia nucleus pulposus (HNP) memang tidak mudah dilakukan sendiri.
Harus ada pemeriksaan dari dokter.
Kasusnya bisa saja sangat personal untuk menentukan penyebab pasti dari herniasi diskus yang dialami.
Pemeriksaan fisik bisa dilakukan untuk menemukan sumber rasa sakit dan nyeri yang mengganggu.
Untuk mengatasi rasa sakit, tentu titik yang pas dari sumber sakit harus ditemukan.
"Menemukan saraf yang terjepit atau bagian diskus yang rusak memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti melalui x-ray, MRI, dan EMG.
“Dengan alat pencitraan medis itu maka akan terlihat bahan jeli yang keluar dari diskus, posisi kerusakan diskus, dan saraf yang terjepit,” jelas dr Frandy Susatia, Sp.S dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta.
Baca Juga: Rahasia Mesir Kuno Akhirnya Terkuak dengan Teknologi X-Ray
Dari istirahat sampai suntikan obat
Apabila tidak diobati, HNP yang berat dapat menimbulkan kerusakan saraf permanen.
Kalau HNP menekan cauda equine yang terletak di punggung bawah, komplikasi serius mungkin saja terjadi.
Antara lain disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, di mana penderita akan sulit untuk mengeluarkan urine atau tinja.
Komplikasi lainnya, menurunnya kemampuan beraktivitas.
Karena tidak banyak beraktivitas gejala HNP seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku semakin memburuk.
Parahnya, HNP juga bisa membuat penderitanya mengalami anestesi sadel, tidak mampu merasa di titik tertentu seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan sekitar dubur.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Kesemutan Ternyata Bisa Menandakan Gejala Penyakit Berbahaya Ini
Dalam penanganan HNP, perawatan dengan istirahat, obat pereda nyeri, suntikan tulang belakang, dan terapi fisik/fisioterapi adalah langkah utama untuk pemulihan.
“Kebanyakan orang membaik dalam enam minggu dan kembali beraktivitas,” tutur Frandy.
Memang penanganan HNP harus disesuaikan betul dengan tingkat keparahan dan gejala yang dialami penderita.
Tidak semua perlu dioperasi
Akan berbeda cerita apabila ternyata gejala berlanjut dan tak kunjung mereda.
Tidak semua kasus HNP harus dioperasi, sebagian besar dapat pulih dengan obat-obatan.
Umumnya dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk pasien dalam kategori HNP ringan.
Bagi pasien yang mengalami nyeri hebat bahkan nyeri yang tidak mereda dokter umumnya memberikan golongan obat opioid yang hanya dapat dikonsumsi jangka waktu pendek.
Baca Juga: Penggunaan Obat Penenang Opioid Justru Tingkatkan Risiko Depresi
Penderita HNP yang mengalami kejang otot dapat mengonsumsi obat relaksasi otot sebagai bagian penanganan HNP.
Untuk meredakan nyeri saraf yang terjepit golongan obat antikonvulsan bisa diberikan.
Termasuk pula obat-obatan untuk meredakan peradangan dan pembengkakan seperti obat kortikosteriod oral.
Selain terapi obat, terapi fisik (fisioterapi) untuk pasien HNP juga bermanfaat.
Misalnya olahraga peregangan otot dan latihan posisi tubuh tertentu yang diawasi oleh dokter.
Beberapa olahraga seperti jalan santai dan yoga bisa dilakukan di rumah.
“Hanya sebagian kecil kasis HNP memerlukan tindakan operasi, yaitu mereka yang gejalanya berlanjut lebih dari enam minggu, otot melemah, sulit berdiri atau berjalan, dan tidak dapat mengontrol kemih,” ujar Frandy lagi.
Tindakan operasi yang dimaksud adalah mikrodisektomi yaitu pemotongan dan pengangkatan sebagian atau seluruh bantalan yang menjepit saraf.
Apabila dilakukan pengangkatan seluruh diskus, maka tulang belakang dapat disangga dengan pemasangan logam atau cakram buatan sebagai penggantinya.
Perkembangan teknologi juga semakin memudahkan kinerja dokter.
Terbaru, HNP dapat diatasi dengan operasi invasif minimal dengan endoskopi, yaitu percutaneous endoscopic lumbar discectomy (PELD).
Operasi ini hanya menimbulkan luka kecil dan pemulihannya juga lebih cepat.
Bisa dicegah
Karena bagian tulang belakang tidak mendapat pemeriksaan rutin, kita tidak bisa menebak adakah kerusakan diskus atau tidak.
Tetapi demi menjaga agar tidak mengalami nyerinya HNP, kita bisa mencegahnya melalui berbagai cara.
Olahraga-olahraga yang menguatkan otot, sendi, dan tulang perlu ditingkatkan.
Selain itu, perhatikan postur tubuh yang benar ketika beraktivitas.
Misalnya posisi duduk dan berdiri harus tegak dan tidak menunduk.
Hal ini dilakukan untuk menjaga postur alami punggung dan mencegah penekanan pada tulang punggung.
Perhatikan pula cara mengangkat barang yang benar, jangan biasakan diri membebani punggung dengan gerakan yang tidak sesuai dengan postur yang tepat.
Pastikan pula untuk menjaga berat badan yang ideal agar tulang tidak terbebani dari berat badan yang berlebih.
Terakhir, sesuaikan aktivitas dengan kekuatan tubuh kita.
Hindari pergerakan mendadak yang mengakibatkan cedera pada area tulang punggung.
Baca Juga: Awas, Nyeri Pinggang Bisa Saja Indikasi dari Saraf Kejepit
Perhatikan posisi duduk
Saraf terjepit juga dapat dihindari dengan memerhatikan posisi duduk yang tepat:
-Pertahankan postur yang baik dengan duduk tegak, jangan membungkuk
-Kepala seimbang dengan leher dan lengan diletakkan di sisi kursi dengan santai
-Posisikan pinggul lebih tinggi dari lutut (pilih kursi/atau letakkan bantalan pada kursi), telapak kaki menapak rata pada lantai.
-Mata sejajar dengan monitor, upayakan untuk meletakkan monitor persis di depan mata tanpa harus menekuk leher.
-Posisikan keyboard atau mouse dekat dengan tangan sehingga ia tidak mengganggu posisi 90º lengan.
Artikel ini telah terbit di rubrik Fit Majalah Intisari dengan judul "Abaikan Sakit Ternyata Saraf Terjepit"