Intisari-Online.com - Ayah dari seorang mahasiswa Mesir yang diserang oleh sekelompok gadis mengatakan dia tidak merasa aman tinggal di Inggris, setelah dua gadis itu dibebaskan dari penjara.
Mariam Moustafa (18) meninggal hampir sebulan setelah serangan yang dilakukan sedikitnya oleh 6 orang.
Membuatnya berulang kali menjadi sasaran tinju dan tubuhnya dibanting ketika berada di halte bus, di Nottingham, pada 20 Februari tahun lalu, seperti dilansir dari Metro (15/6/2019).
Korban menderita stroke yang membuatnya koma, dan dia meninggal pada 14 Maret 2018.
Nottingham Crown Court mendengar bagaimana Mariah Fraser (20), Britania Hunter (18) dan seorang gadis berusia 16 tahun - yang tidak disebutkan namanya, adalah bagian dari gadis-gadis yang menyerang korban dalam sebuah insiden kekerasan 'yang dipicu oleh sosial media'.
Hunter, Fraser, dan gadis berusia 16 tahun itu mengaku bersalah seminggu sebelum persidangan.
Namun Fraser dijatuhi hukuman hanya delapan bulan di sebuah lembaga pelanggar muda karena keterlibatannya dalam serangan itu, meskipun sebelumnya ia juga memiliki catatas kasus termasuk perampokan, percobaan perampokan dan penyerangan terhadap seorang petugas polisi.
Sementara Hunter diberi hukuman 12 bulan dan diminta untuk melakukan pekerjaan tanpa bayaran selama 40 jam, sedangkan gadis berusia 16 tahun itu dikirim kembali ke pengadilan pemuda dengan maksud untuk perintah rujukan.
Meski korban meninggal, pelaku nyatanya mendapat hukuman yang terbilang ringan.
Hakim Gregory Dickinson mengatakan meskipun ada kecurigaan alami bahwa stroke disebabkan oleh tindakan para terdakwa, disimpulkan bahwa tidak dapat dibuktikan ada hubungan sebab akibat.
Baca Juga: Piknik Bawa Bekal Rawon Sisa Halal Bihalal, Sekeluarga Diduga Keracunan Hingga Satu Orang Tewas
Source | : | Metro |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR