Advertorial
Intisari-online.com - Ganja merupakan sebuah tanaman yang masih banyak dilaarang untuk diberdayakan.
Meski banyak anggapan bahwa ganja memiliki khasiat luar biasa untuk keperluan medis, bahkan beberapa negara sudah melegalkannya.
Namun, bagi negara yang belum melegalkan ganja untuk tentu saja menanamnya dilarang apalagi memberdayakannya dalam jumlah besar.
Maka sebagian besar ladang ganja ilegal berada di termpat tersembunyi yang jauh dari jangkauan orang-orang.
Akan tetapi berbeda dengan orang-orang di kota ini ganja justru ditanam di tengah kota meski juga secara terselubung.
Melansir Daily Metro pada Jumat (14/6/2019), polisi menemukan setidaknya 2.8 juta poundsterling atau sekitar Rp50 Milliar di Gala Bingo Hall, Inggris.
Uniknya, kebun ganja bernilai fantastis ini tidak ditanam di tempat yang jauh dari keramaian namun di tengah kota yang padat orang.
Saat ditemukan polisi tercengang, ketika menemukan 2.000 tanaman ganja secara rapi ditanam di gedung terbengkalai tersebut.
Baca Juga: Temukan Buah Semangka Dalam Kondisi Seperti Ini, Sebaiknya Jangan Dimakan, Bisa Bahayakan Kesehatan
Awalnya mereka tidak menyadari keberadaanya hingga akhirnya mereka mencium baunya, dan menemukan asal lokasi ganja tersebut.
Menurut keterangan, setiap inci ruangan lantai diambil ada tanaman ganja lengkap bersma peralatan hidroponik yang cangih.
Inpektur polisi Colin Grat mengatakan, "Ini adalah penemuan penting, yang akan mengganggu kelompok kejahatan terorganisir dan distribusi ganja secara lokal."
"Itu adalah salah satu yang terbesar yang pernah saya lihat, bahkan jika dibandingkan dengan situs yang pernah kami temukan di Corby awal tahun ini," sambungnya.
Baca Juga: Kas Negara Dikabarkan Kosong Hingga Wajib Pajak Tak Bisa Cairkan Restitusi, Benarkah?
Pencitraan termal adalah sumber panas yang berasal dari gedung, meskipun sudah kosong sejak Januari, selanjutnya polisi menyedilikinya karena kecurigaan.
Sekitar 25 petugas bersama dengan anjing menyerbu gedung tersebut, dan mereka menyita peralatan yang digunakan di ladang ganja tersebut.
Menurut Gray, "kelompok-kelompok kejahatan ini merusak masayarakat, dengan membuat dan menjual obat-obat terlarang."
"Kami tidak akan berhenti berusaha, menjatuhkan mereka dan aktivitas seperti ini akan terus kami lakukan," tambahnya.
Pabrik-pabrik itu melakukan panen dan distribusi setiap tiga minggu, dengan omset sekitar 2.8 juta poundsterling (Rp50 milliar) setiap tahun.
Tidak ada orang dalam pabrik ini, namun mereka masih menggunakannya, jadi tidak ada penangkapan dalam operasi ini.