Advertorial

Nekat Menyusup ke Sarang ISIS, Wartawan Ini Justru Tak Temukan Sedikitpun Islam di Sana

Ade S

Editor

Setelah nekat menembus wilayah ISIS, wartawan ini justru menemukan bahwa para simpatisan ISIS itu sama sekali tidak paham soal Islam.
Setelah nekat menembus wilayah ISIS, wartawan ini justru menemukan bahwa para simpatisan ISIS itu sama sekali tidak paham soal Islam.

Intisari-Online.com -KelompokIslamic State of Iraq and Syria (ISIS) secara resmi sudah dinyatakan kalah total di Suriah olehPasukan Demokratik Suriah (SDF) pada akhir Maret 2019.

Klaim SDF yang didukung oleh kelompok pimpinan Amerika Serikat (AS) ini seolah menandai berakhirnya kekhalifahan kelompok radikal di wilayah Irak dan Suriah yang berlangsung sekitar limat tahun.

Namun, meski sudah dinyatakan kalah telak, aktivitas ISIS tidak bisa dianggap serta merta tamat.

Kelompok-kelompok kecil ISIS yang tersebar di seluruh dunia bisa saja sewaktu-waktu melakukan serangan mematikan.

Baca Juga: Sering Dijadikan Budak Nafsu dan Dijual, Para Wanita Yazidi Justru Pernah Tentukan Kehancuran Militan ISIS di Suriah

Janji-janji ISIS yang mengklaim akan mendirikan negara dengan syariat Islam masih dipercaya oleh sebagian pengikutnya.

Padahal, temuan seorang wartawan pada 2017 menunjukkan bahwa pada dasarnya ISIS tidak benar-benar menerapkan syariat Islam.

Bahkan, menurut sang jurnalis, bisa disebutISIS benar-benar hanya menggunakan agama Islam sebagai kedok untuk meneror orang?

Seorang jurnalis asal Perancis berusaha untuk menemukan jawaban tersebut dengan cara yang nekat.

Baca Juga: Ingin Gempur Markas ISIS, AS Kerahkan F-35, Jet Tempur Paling Mematikan yang Ada di Dunia

Dikutip dari situs The Independent, Selasa (3/5/2016), jurnalis itu menyusup dan berbaur bersama dengan para simpatisan ISIS dalam jaringan teror bawah tanah di Paris.

Lalu, apa yang ditemukan? Mengejutkan, karena menurut dia, para simpatisan ISIS itu sama sekali tidak paham soal Islam.

Menggunakan nama samaran Ramzi, jurnalis tersebut mengaku tidak melihat 'Islam' selama enam bulan penyamarannya.

Dia hanya menemukan para pemuda yang "tersesat, frustrasi, memiliki kecenderungan bunuh diri dan sangat mudah dicuci otaknya."

Investigasi ini dilakukan antara musim panas 2015 hingga Januari 2016.

Dia mengaku sangat mudah menghubungi kelompok yang menyebut diri sebagai "Tentara Allah" di Facebook itu.

Ramzi juga mengklaim merekam banyak peristiwa dalam kelompok itu menggunakan kamera tersembunyi, termasuk rapat perencanaan serangan di sebuah kelab malam.

Dikutip dari The Independent, rekaman tersebut bahkan ditayangkan di stasiun televisi Canal+ pada Senin lalu dengan judul "Tentara Allah."

Baca Juga: Sejarah Panjang Kekerasan di Sri Lanka, Serta Hubungannya dengan Aksi Pengeboman dan ISIS

Ramzi mengatakan, jaringan itu dipimpin oleh pemuda berusia 20 tahun bernama Ossama.

Dia sempat ditolak masuk angkatan bersenjata Perancis.

Yang mencengangkan, alih-alih Islam taat, Ossama pernah menjadi pemuja setan atau Satanis, dan dia adalah seorang pecandu alkohol.

Ossama memulai jaringan ini setelah berkenalan dengan kelompok Islam radikal di internet.

Dia pernah dipenjara selama enam bulan setelah ketahuan mencoba bergabung dengan ISIS.

Dia dibebaskan dan wajib lapor setiap hari ke pos polisi.

Dalam sebuah rekaman tersembunyi, Ossama terlihat tersenyum saat membayangkan dirinya ditembak mati oleh polisi, seraya mengatakan "Syuhada tidak merasakan sakit."

"Kita harus menyerang pangkalan militer. Ketika mereka makan, mereka berbaris, atau jurnalis. BFM iTele, mereka berperang melawan Islam," kata Ossama dalam rapat itu.

Baca Juga: ISIS: Pemboman di Sri Lanka Adalah ‘Pembalasan’ Untuk Penembakan di Masjid di Selandia Baru

"Seperti yang mereka lakukan kepada Charlie [Hebdo]. Kau harus menyerang mereka di jantungnya. Serang mereka tiba-tiba. Mereka tidak terlindungi. Ribuan warga Perancis harus mati," lanjut dia.

Ramzi sendiri berusia 29 tahun, dan dia adalah seorang muslim.

"Saya tidak pernah melihat Islam dalam jaringan ini. Tidak ada niat mereka mengubah dunia. Hanya para pemuda yang tersesat, frustrasi, memiliki kecenderungan bunuh diri dan sangat mudah dimanipulasi."

"Mereka tidak beruntung lahir di masa keberadaan ISIS. Sangat menyedihkan. Mereka adalah para pemuda yang mencari sesuatu, dan malah ini yang mereka temukan," lanjut dia. (*)

(Grid.ID/Aji Bramastra)

Artikel ini sudah tayang di Grid.Id dengan judul "Wartawan Perancis Menyusup ke Sarang ISIS, Dia Terkejut Tak Temukan Islam di Sana".

Baca Juga: ISIS Memang Sudah Ditaklukan, Tapi Masih Ada Bom Waktu dalam Diri Ribuan Anggota ISIS dari 54 Negara yang Ditahan SDF

Artikel Terkait