Intisari-Online.com - Hamdi Muluk, Ahli psikologi politik justru melihat keseruan perdebatan masyarakat semacam ini diperlukan untuk meramaikan hajatan Pilpres 2014.
Kalau tidak ada perdebatan dan suasana saling menyerang, menurut dia, pemilu malah terasa kurang menarik. Kurang ada gregetnya.
Masyarakat juga sepertinya tidak akan terpancing untuk berpartisipasi lebih jauh.
Lebih jauh lagi, para peserta pemilu yakni para capres juga tidak akan mengeluarkan kemampuannya untuk berdebat, saling bersaing, dll.
Sampai di sini, Imam Prasodjo, Sosiolog Universitas Indonesia melihat peran media amat besar untuk menarik perhatian masyarakat.
Baca Juga: Awas, PNS yang Like Foto Pilkada Bisa Dihukum! Inilah 7 Larangan PNS Saat Pilkada dan Pilpres
Karena media, masyarakat bisa merasakan bahkan terseret dalam hangatnya persaingan pemilu.
Media pula yang juga berperan dalam menggaungkan kampanye negative dari tim para calon presiden sehingga terus meluas dan menjadi isu panas.
Apalagi menurut Imam, belakangan media juga ikut menjadi partisan dan memihak calon presiden tertentu.
Pemihakan ini begitu terang-terangan sampai penonton saja bisa merasakan.
“Walau ini juga wajar, karena di Amerika juga begitu,” tutur doctor dari Brown University di Rhode Island, AS ini.
Baca Juga: Berada 400 Km dari Bumi, Astronot Ini Tetap Gunakan Hak Suaranya Dalam Pilpres Prancis 2017
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR