Intisari-Online.com - Sejak kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, pemilihan umum kemudian berhasil diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 1955.
Adalah Soekarno dan Hatta yang menjadi presiden dan wakil presiden untuk mengemban tugas bernegara.
Namun perkembangan demokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan lancar sesuai harapan.
Bung Hatta berbeda paham dengan Bung Karno, dan hal itu bukanlah sesuatu yang baru lagi.
Baca Juga : Sandiaga Uno Sakit Cegukan Tak Putus-putus? Ini Penyebabnya Menurut Medis
Perbedaan antara Soekarno dan Hatta dapat ditelusuri dalam ke belakang.
Sebelumnya, Soekarno dan Hatta muda tanpa sadar seperti sudah ditakdirkan bakal tampil bersama di panggung sejarah.
Dua orang berbeda latar belakang, gaya, serta kepribadian ini mengadakan pertemuan bersejarah di Oranje Boulevard 57 (kini Jln. Diponegoro) Jakarta, dan lahirlah Dwitunggal.
Pertemuan Soekarno dan Hatta awalnya direncanakan di rumah Soekarno antara tanggal 20 dan 30 September 1932.
Sama-sama menjadi tokoh pergerakan dari organisasi berbeda, Soekarno dengan Partindo dan Hatta dengan PNI-Baru, mereka pun hendak menyatukan kekuatan.
Namun kesimpulan yang didapat dari pertemuan yakni bahwa mereka tidak dapat bergabung dalam satu organisasi.
Soekarno bahkan mengatakan, sifat dirinya dan Hatta memang berlawanan total.
Berlawanan dengan Soekarno, Hatta mengatakan bahwa konsepnya didasarkan pada pendidikan praktis rakyat, dan tidak pada magnetisme seorang pemimpin.
Baca Juga : Untuk Caleg yang Stres di Pemilu 2019, BPJS Akan Tanggung Pengobatannya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR