Pawai naik kekuil Kukulcan langsung menuju ke sumur itu. Dibawah iririgan tabuh “tungkul" dan diseling dengan irama suling serta jeritan massa yang mengerikan, persembahan itu satu per satu dilemparkan kedalam air.
Mula-mula barang-barang dulu kemudian disusul dengan gadis-gadis yang muda belia dan serdadu-serdadu tawanan. Pengorbanan itu dimaksudkan untuk menenangkan setan-setan yang katanya bermukim disitu.
Orang-orang Yucatan sekarangpun masih percaya bahwa nenek moyangnya dulu selalu berkorban disumur itu untuk menyembah dewa air, Yum Chac.
Baca Juga: 800 Makam Mesir Kuno Ini Ditemukan Arkeolog Di Antara Dua Piramida, Milik Siapa?
Banjak sarjana menganggap dongeng-dongeng ini fantasi belaka. Tapi Thompson menganggapnya serius. la berpegang pada seorang penulis Spanyol dari abad ke 14 yang menulis tentarig upacara pengorbanan dalam sumur itu.
Untuk membuktikan kebenaran dongeng-dongeng itu, Thompson harus meIihat sendiri keadaan dalam sumur itu. Maka pergilah ia ke Boston belajar menyelam. Dibelinya macam-macam alat keperluan yang dibutuhkan untuk tujuan itu a.l. sebuah alat pengeduk.
Sesudah “lulus" tiba saatnya untuk mempraktekkan teori yang dipelajarinya. Sebelum masuk, ia harus mencoba dulu dimana kira-kira orang-orang dulu jatuh andaikan mereka dilemparkan dari tempat tertentu.
Untuk menentukan jarak itu ia menggunakan balok-balok kayu kurang lebih seberat orang dan dilemparkan kedalam air dari kuil itu. Disitu kemudian ia mulai mengeduk. Mula-mula tanpa hasil.
Baca Juga: 'Keajaiban' Piramida Kembali Terungkap, Salah Satunya Bisa Kuatkan Sinyal Wi-Fi
Teman-temannya mentertawakan fantasi Thompson. Untuk pertama kali archologi “bawah air" digunakan didaerah ini. Mula-mula hasilnya nihil. Tetapi Thompson pantang mundur.
Pada suatu hari terjadilah sesuatu yang tak terduga-duga. Tiba-tiba muncul benda semacam periuk, berputar-putar dalam air. Dibawah “cakar” alat pengeduk juga ditemukan 2 jambangan bunga putih kekuning-kuningan.
Thompson membuka jambangan itu, dicium. Baunya menusuk hidung. Ia lalu teringat dongeng-dongeng yang mengatakan orang kuno dulu diceburkan orang kedalam air bersama dengan guci wangi-wangian.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR