Namun, karena proses memasak ketupat yang ribet dan memakan waktu lama, sebagian keluarga muslim lebih memilih membeli ketupat yang sudah jadi ketimbang memasaknya sendiri.
Nah, untuk alasan itulah Yuli memasak banyak ketupat. Ia membandrolnya dengan harga cukup terjangkau, yaitu Rp 2.000 per ketupat ukuran sedang.
Baca Juga : Unik! Tak Seperti Umumnya Masyarakat di Indonesia, Lebaran di Lampung Tidak Mengenal Hidangan Ketupat
Baca Juga : Simak Tips Aman Konsumsi Makanan Kolesterol Saat Lebaran, Penting Nih!
Selain Yuli, masih banyak orang lain di luar sana yang menjual ketupat matang untuk keperluan hari taya Idul Fitri.
"Tiap Lebaran ya harus ada hidangan ketupat karena sudah tradisi," kata Suripah, salah satu warga di Kedoya Utara yang memesan ketupat matang di Ibu Yuli, Kamis (14/6/2018).
Bukan tanpa sebab pula hidangan yang berasal dari beras atau ketan ini menjadi hidangan tradisi merayakan Lebaran di Indonesia.
Menurut catatan sejarah, ketupat lekat dengan Islam bermula dari masa Sunan Kalijaga melakukan syiar Islam pada abad ke 15 hingga 16 Masehi.
Makna ketupat Penulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia" Fadly Rahman mengatakan, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai-nilai ke-Islaman.
Ketupat atau disebut kupat oleh masyarakat Jawa dan Sunda, menurut Fadly, menyimbolkan dua hal, yakni ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan dan laku papat atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi dari ketupat.
Menurut dia masing-masing sisi dari ketupat itupun memiliki makna. Maka pertama adalah Lebaran (asal kata dasar lebar) yang berarti pintu ampun dibuka untuk orang lain.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR