Advertorial
Intisari-Online.com -Beberapa hari lalu, muncul pernyataan mengenai kondisi Malaysia yang terjebak oleh jeratan China.
Sebuah kondisi yang membuat Negeri Jiran tersebut seolah tidak memiliki jalan untuk keluar dari perangkap utang tersebut.
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menjadi sorotan karena ucapan-ucapannya selama ini yang seolah "anti China.
Selain menentang utang dari China, pada September 2018, Mahathir juga menyampaikan pernyataan kontroversial.
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Mahathir Akhirnya 'Menelan Ludah Sendiri' dengan Setujui Proyek Kereta Cepat
Mahathir menyatakan Malaysia wajib mewaspadai investasi dari negeri China.
Mahathir berkata bahwa rakyatnya belum mampu bersaing dengan penduduk China andai datang secara massal.
"Jika kita membawa tiga juta orang dari China, apa yang akan terjadi pada kita?" katanya, seperti diwartakanThe Star Online, Sabtu (1/9/2018).
Mahathir mengatakan hal itu saat tampil di acara"The Future of the Bumiputra and the Nation Congress 2018".
Baca Juga : Berkali-kali 'Haramkan' Pinjaman dari China, Mahathir Justru Setuju Proyek Kereta Cepat yang Dibiayai China
Alasan pemimpin negeri jiran tersebut cukup masuk akal.
Kata Mahathir, warga China yang akan datang ke Malaysia bukan rakyat biaa melainkan para pengusaha sukses yang mempunyai skill dan modal memadai.
"Mereka bukan buruh, tapi mereka yang berhasil. Apakah kita mampu bersaing dengan mereka? ucap Mahathir.
"Jadi, kita harus mengakui kelemahan dan melindungi diri kita sampai bisa bersaing dengan mereka," ujar Mahathir.
Dia mengatakan, pemerintah Malaysia bersedia membuka negara untuk investasi langsung asing dari China, tapi tidak untuk membeli tanah.
"Apa yang kami inginkan adalah investasi asing dengan pendirian pabrik, dan pekerjanya merupakan orang Malaysia, bukan warga asing," katanya.
Sebelumnya, Mahathir yang mengunjungi China pada Agustus lalu mengatakan negerinya harus belajar banyak hal dari China terutama dalam hal menyediakan makanan, teknologi, dan lapangan kerja.
Dalam kunjungan itu, dia juga berusaha untuk merevisi proyek-proyek yang mendapat dukungan besar pemerintah China, yang disepakati pada rezim mantan perdana menteri Najib Razak.
Baca Juga : Demi Bayar Utang Negaranya, Mahathir Buka Opsi Jual Banyak Aset Negara, Termasuk Pulau
"Saya yakin China akan melihat dengan simpatik terhadap masalah yang harus kami selesaikan," katanya."
"Mungkin (China) dapat membantu kami dalam menyelesaikan masalah fiskal internal kami," imbuhnya.
Baca Juga : Uni Eropa Diskriminasi Penggunaan Kelapa Sawit, Mahathir: Orang Kaya Mencoba Memiskinkan Orang Miskin