Advertorial
Intisari-Online.com - Selain memperoleh kebugaran dan kesehatan, sekarang berkembang paradigma baru soal olahraga. Exercise is medicine. Olahraga adalah obat.
Ya, selain mencegah, olahraga ternyata bisa digunakan dalam ranah pengobatan berbagai macam penyakit. “Obesitas pasti. Diabetes. Hipertensi. Kolesterol tinggi. Bisa diobati dengan olahraga. Begitu pula osteoporosis dan artritis,” kata dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO.
Dengan begitu, olahraga bisa jadi pencegahan, bisa pula bagian dari pengobatan. Ada resep latihan per individu yang dosisnya berbeda-beda. Tidak sama rata begitu saja.
"Kalau enggak bisa berenang terus suruh berenang kan gak mengobati malahan. Begitu juga dengan yang gak suka lari, disuruh lari," kata dr. Grace.
Sekarang ini penelitian juga menunjukkan olahraga bisa mengobati demensia. Termasuk mencegah Alzheimer. Orang tua yang dilatih olahraga secara rutin, otaknya lebih berkembang daripada yang tidak.
Baca Juga : Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga dengan Trik Diet Ala Jepang, Yuk Dicoba!
Baca Juga : Cepat Turunkan Berat Badan hingga Bantu Kontrol Diabetes, Ini Manfaat Olahraga Sebelum Sarapan
Kalau proses degenerasi dan penuaan tentu kita semua akan mengalaminya. Kita tidak bisa mencegah. Yang bisa kita lakukan adalah dengan menghambat. Salah satunya dengan berolahraga.
Namun, kita jangan terpaku pada olahraga yang kita tekuni saja. Kita perlu melakukan olahraga penunjang lainnya (crosstraining). Kalau kita hanya lari, yang terlatih otot-otot kaki saja.
“Tapi saya melihat beberapa coach juga menyisipkan latihan penguatan di antara latihan aerobikpada para pelari,” kata Grace. Walaupun kebanyakan tetap fokus ke arah kaki supaya kuat lari.
Unsur kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan harus dilatih. Misal untuk kardiorespirasi sudah dengan lari. Untuk penguatan bisa latihan penguatan. Salah satunya dengan latihan beban. Bisa beban luar seperti barbel, bisa juga beban sendiri yang dikenal dengan kalestenik. Fleksibilitas otot akan terbentuk.
Sedangkan komposisi tubuh dijaga antara energi yang keluar dan yang masuk. Dalam kata lain, perhatikan faktor makan juga.
“Jadi tidak mentang-mentang sudah berolahraga lalu makannya bebas,” kata Grace.