Advertorial

Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Curi Kotak Suara, Juga Tarik Bantuan untuk Mushola

Ade S

Editor

Beragam kisah unik hingga tragis bermunculan ketika seorang caleg gagal memperoleh suara sesuai keinginannya.
Beragam kisah unik hingga tragis bermunculan ketika seorang caleg gagal memperoleh suara sesuai keinginannya.

Intisari-Online.com -Salah satu keniscayaan dalam ajang Pemilu adalah adanya pihak yang menang dan pihak yang kalah.

Nah, ada banyak kisah menarik seputar mereka yang harus berada di pihak yang kalah. Ada cerita lucu. Ada pula cerita tragis.

Kisah-kisah para calon anggota legislatif alias caleg pada Pemilu 2014 dapat menarik untuk kembali kita simak.

Baca Juga : Caleg dari PKB, Rika Verawati Ditangkap karena Kasus Narkoba, Videonya Viral

Salah satu contohnya adalah kasus caleg dari PKS, Muhammad Taufiq (50) yang merasa kecewa karena perolehan suaranya jauh dari harapan.

Dengan penuh emosi, Taufiq mengajak Asmad (50) keluar rumah untuk menujuTPS 2 Dusun Cekocek, Desa Bierem, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang.

Yang dilakukan keduanya di TPS tersebut sungguh di luar dugaan.

Baca Juga : Kisah 2 Penyerang Legendaris Timnas Indonesia yang Maju Menjadi Caleg dari Kubu PKI

Mereka langsung mengambil paksa sebuah kotak suara tanpa permisi.

"Merasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara, kedua pelaku pergi ke TKP dan mengambil kotak suara secara paksa, kemudian dibawa ke rumah saudara Taufik," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, seperti dilansir dariAntara.

Di Tulungagung, Jawa Timur, seorang caleg yang gagal lolos ke parlemen nekat menarik kembali bantuan yangsudah diberikannya untuk sebuah mushola.

Haji Miftahul Huda, caleg dari Partai Hanura, mengambil kembali sumbangan berupa2000 batu bata, 10 zak semen dan satu truk pasir yang saat masa kampanye dia sumbangkan untuk pembangunan mushola di RT 2 RT 2 Desa Majan, Kecamatan Kedung Waru, Tulungagung.

Sementara itu caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), Anselmus Petrus Youw, nekat menutup jalan masuk Perumahan Satpol PP di Nabire, Papua Barat, dengan balok kayu, karena warga setempat tidak memilih dirinya.

Bersama puluhan pendukungnya, dia menutup gapura masuk perumahan di Kampung Wadio, Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire, Papua. Mereka merusak pangkalan ojek dan kantor kepala desa.

Baca Juga : 'Apa Jaminannya Caleg Eks Koruptor Tidak Korupsi Lagi Setelah Terpilih?'

Kasus caleg gagal di Kolaka, Sulawesi Tenggara, sedikit berbeda.

Jika biasanya caleg gagal yang langsung bertindak untuk melampiaskan kekecewaannya, di Kolaka 'eksekutornya" adalah seorang kepala desa.

Kepala desa tersebutmenyegel sebuah sekolah Taman Kanak Kanak dan Tempat Pendidikan Anak Usia Dini. Bahkan mengancam akan mengusir seluruh guru dan kepala sekolahnya setelah dua orang caleg titipan sang kades kalah di TPS dusun ini.

Akibat penyegelan ini sebanyak 27 siswa TK terpaksa belajar di rumahnya masing-masing.

Baca Juga : Daftar Lengkap Caleg Eks Koruptor untuk Tingkat DPRD Kabupaten/Kota, Diingat, Ya!

Artikel Terkait