Setidaknya lahan seluas lebih dari 4.000 meter persergi di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang lereng Gunung Lawu, telah ia tanami lebih dari 11 ribu.
Ini bermula dari keresahannya akibat penebangan dan penjerahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri.
Kebakaran hebat pernah melanda, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanamannya, dan warga kesulitan mendapatkan air.
Lelaki tua itu lalu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.
Pohon yang ia tanam adalah pohon beringin.
Ini karena pohon beringin memiliki kelebihan sebagai tanaman pencegah erosi.
Ia memebeli bibit, memberi pupuk, menyulami semua dari kantongnya sendiri. Bahkan ia mengorbankan hanya memakai baju bekas di keseharian daripada membelinya.
Mbah Sadiman juga menamam bibit jati dan cengkeh di pekarangan rumahnya.
Ia melakukan itu karena akan menukarkan 2 bibit cengkeh dengan 1 bibit beringin kepada warga untuk ditanam.
"Orang-orang menyebut saya edan, gendeng, karena menukar bibit cengkeh dengan bibit beringin yang tidak menghasilkan keuntungan berupa materi", ujarnya dalam bahasa Jawa dalam video tersebut.
Baca Juga : Perjuangan Sutopo Purwo Nugroho Lawan Kanker dan Skoliosis, Tak Bisa Tidur Hingga Ikut Yoga
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR