Advertorial
Intisari-Online.com – Perkenalkan, namanya MbahSadiman.
Nama MbahSadiman mencuat ke permukaan setelah kisahnya diangkat oleh media asing, Zinc, asal London, Inggris.
Mereka membuat video dan mengunggahnya di Facebook dengan judul “This Indonesian man single-handedly saved his village from starvation".
Bahkan video tersebut sudah dilihat lebih dari 7 juta kali dan dibagikan ratusan ribu kali serta dikomentari ribuan orang.
Baca Juga : Agar Terlihat ‘Up to Date’, Selebgram Ini Berhutang Hingga Rp142 Juta
Apa kisah dari MbahSadiman?
Dilansir dari suar.grid.id pada Minggu (31/3/2019), usia MbahSadiman tak lagi muda.
Usianya sudah menginjak 68 tahun, raganya pun tidak tegak dan gagah, keriput sudah mulai menghiasi wajahnya.
Tetapi, yang membuat kita kaum muda malu mungkin, adalah kegigihan MbahSadiman naik-turun bukit menelusuri daerah di lereng gunung.
Bukan tanpa alasan ia melakukan.
Ternyata, MbahSadiman melakukannya sembari membawa bibit pohon.
Mbah Sadiman tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri, sekitar 100 KM dari Kota Solo.
Selama 20 tahun lebih sejak tahun 1996, Mbah Sadiman telah memulai dedikasinya untuk keberlangsungan hidup warga desanya dengan menanam pohon.
Baca Juga : Putrinya Lahir Tanpa Rahim, Nenek Berusia 55 Tahun Bersedia Mengandung dan Melahirkan Cucunya Sendiri
Setidaknya lahan seluas lebih dari 4.000 meter persergi di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang lereng Gunung Lawu, telah ia tanami lebih dari 11 ribu.
Ini bermula dari keresahannya akibat penebangan dan penjerahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri.
Kebakaran hebat pernah melanda, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanamannya, dan warga kesulitan mendapatkan air.
Lelaki tua itu lalu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.
Pohon yang ia tanam adalah pohon beringin.
Ini karena pohon beringin memiliki kelebihan sebagai tanaman pencegah erosi.
Ia memebeli bibit, memberi pupuk, menyulami semua dari kantongnya sendiri. Bahkan ia mengorbankan hanya memakai baju bekas di keseharian daripada membelinya.
Mbah Sadiman juga menamam bibit jati dan cengkeh di pekarangan rumahnya.
Ia melakukan itu karena akan menukarkan 2 bibit cengkeh dengan 1 bibit beringin kepada warga untuk ditanam.
"Orang-orang menyebut saya edan, gendeng, karena menukar bibit cengkeh dengan bibit beringin yang tidak menghasilkan keuntungan berupa materi", ujarnya dalam bahasa Jawa dalam video tersebut.
Baca Juga : Perjuangan Sutopo Purwo Nugroho Lawan Kanker dan Skoliosis, Tak Bisa Tidur Hingga Ikut Yoga
Tapi memang bukan itu yang Mbah Sadiman cari.
Ia menanam pohon beringin karena dapat menyediakan sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga desa.
Kini, warga desa merasakan hasil perjuangan Mbah Sadiman.
Di mana petani tidak kesulitan air dan warga Dusun Dali juga tidak mengalami kesulitan air lagi di saat daerah lain mengalami kekeringan saat musim kemarau.
"Seorang Mbah Sadiman bagi kami adalah pahlawan, orang yang sangat kita butuhkan.”
“Walau sudah tua, dia berani terjun ke hutan untuk melakukan reboisasi", kata seorang warga.
Sadiman masih berencana menaman 20 ribu lebih pohon lagi untuk juga dapat membantu desa lain.
Namun kisah ini belum selesai. Sebab, Mbak Sadiman masih ingin melakukan banyak hal.
"Pokoknya sampai kemampuan saya, kalau saya masih mampu tanam, ya tanam,” tutup Mbak Sadiman.
Sederhana bukan keinginan Mbah Sadiman?
Namun hasilnya sangat berarti besar bagi warga sekitar. (Masrurroh Ummu Kulsum)
Lihat videonya di bawah ini:
(Artikel ini sudah tayang di suar.grid.id dengan judul “Kisah 'Kegendengan' Mbah Sadiman Asal Wonogiri, Selama 20 tahun Tanam Ribuan Pohon hingga Terkenal di Mancanegara”)
Baca Juga : Awalnya Hanya Suka Game Online, Ternyata Bocah 15 Tahun Asal Tangerang Ini Berhasil Bobol Situs NASA