Advertorial
Intisari-Online.com – Bagi yang merasa berat badannya berlebih, mereka mencari cara untuk menurunkannya.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah dengan pengaturan pola makan atau diet.
Banyak penawaran diet yang bisa dilakukan, salah satu yang populer belakangan ini adalah diet keto.
Sayangnya, para peneliti dan ahli diet mulai mengkhawatirkan efek samping dari pola diet ini.
Baca Juga : Tips Ampuh Agar Perut Terasa Tetap Kenyang Saat Jalani Diet Keto
Riset terbaru menyimpulkan, diperlukan kehati-hatian dalam mengadopsi pola diet ini, khususnya bagi kaum perempuan.
Riset yang dilakukan peneliti di Universitas Iowa menyimpulkan, pria dan wanita memiliki reaksi berbeda dalam merespons diet ketogenik.
Penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan The Endocrine Society ini mendasarkan temuan mereka lewat penelitian pada tikus.
Tikus betina kecil memiliki peluang menghilangkan lemak dalam jumlah yang berbeda secara signifikan daripada tikus jantan, dalam pola diet ini.
Baca Juga : Cara Manjur Hilangkan Ketombe dengan Barang-barang Dapur Rumah
Selain itu, ada kecenderungan tikus betina mengalami gangguan kontrol gula selama masa riset.
Jesse Cochran, selaku peneliti utama dalam riset ini, mengatakan respons tubuh seseorang terhadap diet keto sebenarnya sulit diketahui.
Namun, dengan hasil temuan ini menjadi petunjuk agar kita berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu sebelum memulai diet.
"Sangat penting untuk berpikir kritis ketika meninjau informasi ini, dan menyediakan sedikit waktu untuk menggali pemahaman agar semuanya jelas," ucap Cochran.
Baca Juga : Lebih Ampuh Mana untuk Turunkan Berat Badan, Diet Keto atau Vegetarian?
Banyak orang mengklaim diet keto sangat membantu untuk mendapatkan tubuh ideal, termasuk para selebritas.
Sayangnya, tak satu pun riset membuktikan keampuhan diet keto dalam menurunkan berat badan.
Banyak riset epidemiologis telah menunjukkan adanya respons yang beragam untuk diet keto ini.
Selain itu, beberapa riset yang berfokus pada wanita tidak menemukan korelasi antara penurunan berat badan dan pengurangan asupan karbohidrat.
Baca Juga : Ups, Diet Keto Ternyata Bisa Mempengaruhi Napas dan Bau Badan
Para ahli gizi telah memperingatkan, tidak ada cukup data yang ampuh menurunkan berat badan secara dramatis tanpa efek samping untuk kesehatan.
Risiko
Bahkan, diet keto dipercaya mengandung risiko potensial termasuk masalah hati dan ginjal, kekurangan nutrisi, dan terlalu banyak lemak jenuh.
Seperti yang kerap diulas, diet keto bertujuan untuk merangsang proses ketosis dalam tubuh.
Beberapa hari setelah seseorang mengurangi asupan karbohidrat dan menghilangkan asupan gula, tubuh akan mencari sumber energi lain.
Baca Juga : Masih Juga Lapar Saat Jalani Diet Keto? Simak 6 Penyebabnya Ini!
Tubuh mulai membakar lemak yang tersimpan, dan, dalam prosesnya, hati mengubah lemak menjadi keton.
Keton menjadi bahan bakar baru, dan saat terakumulasi dalam darah, tubuh mengalami ketosis.
Inilah yang mendatangkan reaksi pembakaran lemak untuk menurunkan berat badan.
Menurut Cochran, riset yang dilakukannya berhasil mengungkap alasan perbedaan respons tubuh dalam menanggapi diet keto.
Baca Juga : Perlu Diwaspadai Diet Keto Bisa Memicu Ruam Aneh yang Muncul di Kulit
Dalam studi tersebut, setengah dari tikus menjalani diet ketogenik dan setengahnya melanjutkan diet teratur sebagai kontrol.
Diet kontrol meliputi konsumsi tujuh persen lemak, 47 persen karbohidrat, dan 19 persen protein.
Sementara itu, diet keto meliputi pola konsumsi 75 persen lemak, tiga persen karbohidrat, dan delapan persen protein.
Penurunan berat badan melalui diet keto, dalam riset ini, hanya terjadi pada tikus jantan.
Baca Juga : Waspadai Bila Ibu Menyusui yang Ingin Melakukan Diet Keto
Setelah 15 minggu, tikus jantan memiliki pengurangan berat badan yang signifikan berkat penurunan massa lemak.
Tapi, tikus betina tidak mengalami perubahan berat. Peneliti berpendapat, hal ini disebabkan oleh peran esterogen.
Dalam riset ini, peneliti mengeluarkan ovarium dari beberapa tikus betina, dan menguji para tikus untuk melakukan diet kembali.
Hasilnya, tikus-tikus betina yang kekurangan estrogen, merespons diet keto dengan pola penurunan berat badan dan lemak sesuai yang diharapkan.
Baca Juga : Jika Diet Keto Tak Kunjung Bikin Berat Badan Turun, Inilah 6 Kesalahan yang Jadi Penyebabnya
"Riset kami menunjukkan hormon seks dapat memodulasi cara tikus jantan dan betina merespons diet ketogenik," kata Cochran.
Nah, ditemukan pula liver tikus jantan yang melakukan diet keto memiliki tanda fibrosis dan penyimpanan lemak yang lebih nyata daripada tikus betina yang juga melakukan diet keto.
Ditemukan kadar hormon FG21 yang lebih tinggi pada tikus jantan. Riset sebelumnya telah membuktikan, hormon FG21 diproduksi sebagai respons terhadap kerusakan hati, terutama dalam kasus penyakit hati berlemak non alkohol.
Riset di tahun 2007 dari Universitas Dukejuga membuktikan, melakukan diet keto selama enam bulan dapat meningkatkan penyakit hati berlemak.
Baca Juga : Coba Gunakan Ini pada Rambut Anda Bila Berketombe dan Lihat Hasilnya yang Mengejutkan!
Berdasarkan riset yang dilakukannya inilah, Cochran tidak akan merekomendasikan diet keto untuk pria atau wanita, sampai efek dan mekanisme diet dipahami dengan lebih baik.
Masih diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan diet keto bisa diterapkan untuk semua orang dengan kondisi kesehatan yang baik.
Peneliti mencurigai, penurunan berat badan yang terjadi pada tikus jantan hanyalah efek yang berkembang di organ hati sebagai konsekuensi dari peningkatan berat badan.
Selain itu, hormon estrogen mungkin telah melindungi para wanita dari kerusakan hati. Oleh karena itu, diet keto tak memiliki dampak signifikan untuk penurunan berat badan pada wanita.
Baca Juga : Sukses Diet Keto, Pasangan Suami-Istri Ini Berhasil Turunkan 106 Kg Berat Badan, Intip Perubahan Mereka!
“Secara keseluruhan, ada kemungkinan penurunan berat badan yang kita lihat adalah sekunder dari respons hormonal terhadap akumulasi fakta,” ucap Cochran.
Cochran lantas menyarankan pentingnya penelitian lebih lanjut sebelum diet ini direkomendasikan kepada manusia. (Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai, Risiko Kesehatan Hati dari Diet Keto "