Advertorial

Misteri Orang-orang Kuno yang Bisa Hidup Lebih Dari 200 Tahun

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Tetapi terhadap banyak penjelasan itu ada pertentangan yang membuat sejarawan bertanya-tanya apakah rentang umur manusia semakin menurun?
Tetapi terhadap banyak penjelasan itu ada pertentangan yang membuat sejarawan bertanya-tanya apakah rentang umur manusia semakin menurun?

Intisari-Online.com - Bukan hanya tokoh-tokoh Kitab Suci yang hidup sampai usia 900 tahun.

Tetapi teks-teks kuno dari banyak kebudayaan telah menunjukkan hal yang sama.

Usia yang begitu panjang disimpulkan oleh beberapa ahli sebagai kesalahpahaman dalam proses penerjemahan.

Tak hanya itu, angka-angka juga mungkin memiliki makna simbolis.

Baca Juga : Meski Nikmat, 6 Bagian Tubuh Ayam Ini Sebaiknya Tak Anda Konsumsi, Ini Bahayanya

Tetapi terhadap banyak penjelasan itu ada pertentangan yang membuat sejarawan bertanya-tanya apakah rentang umur manusia semakin menurun seiring berjalannya waktu?

Sebagai contoh, satu penjelasan adalah bahwa pemahaman Timur Dekat kuno tentang satu tahun berbeda dengan pemahaman kita saat ini.

Mungkin satu tahun berarti orbit bulan (sebulan) dan bukan orbit matahari (12 bulan).

Tetapi jika kita sesuaikan dengan pemahaman itu, usia Nabi Adam yang semula 930 menjadi 77 yang lebih masuk akal pada saat kematiannya.

Baca Juga : 1000 Tahun Sebelum Charles Darwin, Ilmuwan Islam Temukan Teori Evolusi

Itu juga berarti dia akan menjadi ayah dari putranya, Set, pada usia 11 tahun.

Hal itu kemudian menjadi tidak konsisten.

Pola Matematika?

Baik dalam Kejadian maupun dalam Daftar Raja Sumeria yang berumur 4.000 tahun, menunjukkan beberapa penggunaan angka kuadrat.

Baca Juga : Setelah Tercecer 80 Tahun, Catatan Teori Einstein Ditemukan Kembali

Dwight Young dari Universitas Brandeis menulis tentang rentang hidup pasca-banjir (Nabi Nuh) dalam Daftar Raja Sumeria:

"Rentang tertentu tampaknya hanya muncul sebagai kelipatan 60."

Jumlah besar lainnya dapat dikenali sebagai kuadrat: 900, kuadrat dari 30; 625, kuadrat 25; 400, kuadrat 20.

Artikel Young, berjudul “A Mathematical Approach to Certain Dynastic Spans in the Sumerian King List,” telah diterbitkan dalam Journal of Near Eastern Studies pada tahun 1988.

Baca Juga : Berusia Lebih dari 2000 Tahun, Jambangan Misterius Ditemukan di Gua Terpencil Israel

Contoh Umur Panjang dalam Berbagai Kebudayaan

Menurut catatan medis Tiongkok, seorang dokter bernama Cuie Wenze dari dinasti Qin berumur 300 tahun.

Wah Yule dari dinasti Han kemudian hidup sampai 280 tahun.

Seorang biksu master Tao tingkat tinggi, Hui Zhao, berumur 290 tahun dan Lo Zichange berumur 180 tahun.

Baca Juga : Berkat Inovasi Perang Prajurit Sekaligus Ilmuwan, Komando 'Bajak Laut Gurun' Ganas Ini pun Lahir

Joseph P. Hou, Ph.D., ahli akupunktur, menulis dalam bukunya:

"kunci bangsa Timur untuk hidup lama adalah memelihara hidup, termasuk fisik dan mental atau spiritual."

Klaim Umur Panjang Era Modern

Zaman sekarang, konon juga masih ada orang yang dilaporkan memiliki umur panjang hingga 150 tahun atau lebih.

Baca Juga : Suku Lingon, 'Bule' Asli Indonesia dengan Mata Biru yang Keberadaannya Misterius

Namun, laporan-laporan ini sering datang dari daerah pedesaan, di mana dokumentasi masih sedikit.

Mereka hanya mengandalkan ingatan kolektif desa

Banyak orang di wilayah Kaukasus di Rusia juga mengklaim usia mencapai lebih dari 170 tahun tanpa dokumentasi untuk mendukung klaim mereka.

Masalah Iman?

Baca Juga : Tinggal di Hutan dan Terisolasi dari Dunia Luar, Orang-orang Suku Zoe Jadi yang Paling Bahagia

Umur panjang di zaman kuno telah lama dihubungkan dengan praktik Tao atau budidaya pikiran-tubuh, di Cina.

Namun untuk saat ini, para ilmuwan modern dibiarkan memercayai apa yang dikatakan catatan kuno dan ingatan kolektif desa tentang rentang hidup yang tampaknya tidak dapat dipercaya.

Atau untuk mempertimbangkan kisah-kisah orang berumur panjang bisa mengambil pandangan sebagai kisah yang dilebih-lebihkan.

Tapi tak hanya itu, ada juga yang memahami itu sebagai simbolisme atau kesalahpahaman.

Sementara itu, bagi banyak orang, ini hanya masalah iman dan kepercayaan.

Baca Juga : Siapa yang Lebih Dulu, Nabi Adam atau Manusia Purba? Ini Penjelasan Quraish Shihab

Artikel Terkait