Advertorial
Intisari-Online.com - Dua jambangan kuno yang berusia lebih dari 2000 tahun telah membingungkan para arkeolog.
Hal itu dikarenakan jambagan itu ditemukan di gua kecil terpencil Israel yang sangat susah diakses.
Yakni terdapat pada ketinggian 30 meter di muka tebing.
Bingung dengan bagaimana jambangan-jambangan ini bisa sampai di sana, Dr. Yinon Shavtiel, seorang speleologist dari Safed Academic College, mengatakan kepada wartawan di Haaretz:
Baca Juga : 2019 Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Peradaban Manusia, Bersiaplah Hadapi Dampaknya
"Seseorang pasti takut untuk mencapai dan berjongkok di lubang yang tidak dapat diakses di tebing terjal itu."
Meskipun jambangan-jambangan ini adalah peralatan masak kuno, tim ahli mengatakan kepada wartawan:
"Ttidak ada yang bisa hidup di dalam gua" dan memasukkan jambangan ke sana adalah hal yang sulit.
Gua itu ditemukan pada tahun 2017 oleh Dr. Yinon Shivtiel, yang telah mensurvei gua-gua di sekitar Galilea selama 20 tahun.
Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan tempat persembunyian pemberontak Yahudi selama Pemberontakan Yahudi Besar (66-70 M).
"Bersembunyi dari prajurit Romawi yang berdedikasi," kata Shivtiel, membutuhkan tempat persembunyian yang aman.
Baca Juga : Kemenkeu Percepat Jadwal Pencairan THR PNS Jadi Bulan April, Ada Apa?
Investigasi arkeologis di gua itu kemudian menunjukkan bahwa benda-benda tersebut sudah diletakkan berabad-abad sebelum pemberontakan besar tahun 70, ketika Romawi menaklukkan orang-orang Yahudi.
Jadi, untuk apa jambangan-jambangan misterius ini?
Termasuk toples yang menyimpan anggur dan minyak zaitun di sana?
Shivtiel berteori bahwa, “Orang-orang yang tertekan bersembunyi di gua-gua lain."
Sementara penemuannya ini hanya digunakan hanya untuk penyimpanan makanan.
Pada tahun yang sama, Haaretz menerbitkan temuan Prof. Dani Nadel dari University of Haifa, dan rekan-rekannya, dari gua Raqefet di Mt. Carmel di Israel.
Mereka mengungkap penggunaan hamparan bunga untuk penguburan yang dimulai sekitar 13.700 tahun yang lalu.
Temuan itu juga memberi bukti tentang meluasnya penggunaan tanaman selama ritual pemakaman gua.
Mungkinkah kedua jambangan itu ditemukan di wilayah tebing yang hampir mustahil berisi tanaman?
Dan bahwa gua ini digunakan untuk tujuan ritual?
Dan sementara itu umum bagi para imam untuk memilih tempat yang sulit dijangkau untuk meditasi, doa dan penyembahan, siapa yang mengatakan mereka tak membuat akses relatif mudah ketika gua itu digunakan?
Akhirnya penemuan itu tidak akan begitu mengejutkan jika jambangan-jambangan berisi tanaman yang digunakan untuk membakar sebagai dupa.
Meski begitu, penemuan ini masih menyisakan misteri tentang fakta sejarah yang objektif dan sebenarnya.
Baca Juga : Luna Maya Belum Hapus Foto Reino Barack di Instagram: 5 Faktor yang Buat Kita Sulit 'Move On' dari Mantan