Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Anthropological Archaeology telah mengungkapkan sebuah bukti.
Yakni bahwa manusia prasejarah yang tinggal di wilayah Pegunungan Carmel di Haifa, Israel, mengadakan sebuah perjamuan ritual.
Perjamuan itu dilakukan setelah penguburan orang-orang terkasih yang telah meninggal.
Ini adalah bukti pertama dari perilaku ritual untuk periode ini di Israel.
Baca Juga : Begini Aturan Baru Penerimaan Siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK pada 2019
Selama penggalian antara 2004 dan 2011, para arkeolog menemukan serangkaian kuburan kuno di gua Gunung Carmel.
Situs pemakaman berisi 29 kerangka bayi, anak-anak dan orang dewasa yang dikebumikan selama ribuan tahun.
Yakni berasal dari sekitar 13.700 tahun yang lalu.
Namun, lebih anehnya, para peneliti menemukan ribuan tulang binatang di kuburan itu bersama tubuh manusia.
Tulang-tulang itu milik berbagai binatang, termasuk burung, kura-kura, rusa dan babi hutan.
Temuan yang tidak biasa menyebabkan banyak spekulasi dan berbagai hipotesis tentang keberadaan tulang hewan di sana.
Beberapa ilmuwan menganggap tulang belulang binatang itu sebagai sampah belaka.
Namun pihak yang lain mengatakan bahwa tulang itu berfungsi sebagai persembahan untuk orang mati.
Kedua teori telah disangkal dalam penelitian terbaru, dan hipotesis baru yang diajukan.
Dr Reuven Yeshurun, salah satu penulis penelitian ini, menolak hipotesis bahwa tulang itu adalah persembahan.
Baca Juga : Cerita Tentang Korowai, Suku di Pedalaman Papua yang Masih Doyan Makan Daging Manusia
Hal itu karena karena kebiasaan pada saat itu adalah menggunakan seluruh bagian tubuh hewan sebagai persembahan penguburan, seperti sayap burung atau betis mamalia.
Namun, tulang binatang yang ditemukan di situs pemakaman bukanlah tulang utuh, juga tidak diletakkan dalam konfigurasi yang teratur.
Sebaliknya, ada berbagai macam tulang dan pecahan yang tersebar di sekitar lubang penguburan.
Yeshurun juga menolak hipotesis bahwa tulang-tulang itu hanyalah sampah yang berserakan tanpa memiliki tujuan tertentu.
Baca Juga : Meski Nikmat, 6 Bagian Tubuh Ayam Ini Sebaiknya Tak Anda Konsumsi, Ini Bahayanya
Menurut Dr Yeshurun, setiap tulang yang tersisa dari makanan akan dihancurkan dengan tanah, dihancurkan dengan diinjak-injak, atau dibakar ketika api dinyalakan.
Tetapi tulang yang ditemukan di gua jauh lebih sedikit terbakar dan hancur daripada yang ditemukan di permukiman lain.
Selain itu, gua juga tak meninggalkan jejak-jejak kehidupan atau ditinggali dan sepertinya hanya digunakan untuk penguburan.
Tampak bahwa tulang-tulang itu adalah sisa-sisa makanan karena menunjukkan tanda-tanda pemotongan.
Baca Juga : Pakai Trik Celana Jins, Pria Ini Berhasil Selamat Setelah 3 Jam Hilang di Laut
Ini mengarah pada hipotesis ketiga, yaitu bahwa tulang-tulang diletakkan di kuburan karena alasan simbolis dan sosial, mengikuti perjamuan ritual untuk menghormati orang yang meninggal.
Sisa pengumpulan tulang yang teliti menunjukkan arti setelah makan selesai.
Pesta dilaksanakan dengan partisipasi nyata dari seluruh kelompok, mungkin telah ungkapan upaya untuk menumbuhkan kohesi sosial.
Orang-orang yang dimakamkan di gua milik budaya Natufian.
Baca Juga : Dokter Terkejut Ketika Menemukan 38 Benda Logam dan Kartu Sim Bersarang dalam Tubuh Seorang Pasien
Mereka diyakini berada di antara kelompok manusia pertama yang meninggalkan cara hidup nomaden dan menetap di lokasi permanen.
Mereka juga adalah kelompok pertama yang diketahui membangun kuburan.
Baca Juga : Bukan Lemah Jantung, Ini Kondisi Ketika Telapak Tangan Anda Selalu Basah Karena Berkeringat