Artinya, mereka memiliki waktu yang lebih sulit untuk mencapai "mode" performa puncak, hingga keesokan hari.
Oleh karena itu, mereka yang berolahraga malam merasa tidurnya kurang nyenyak saat bangun pagi, dan baru pada sore atau malam hari mereka merasa memiliki energi lebih.
Menurut co-writer studi Shawn Youngstedt, temuan ini mungkin sangat penting bagi mereka yang memiliki gangguan pada ritme sirkadian.
Baca Juga : Selain Olahraga dan Ubah Pola Makan, Ternyata Konsumsi 5 Buah Ini Efektif Turunkan Berat Badan Berlebih
Bahkan, temuan ini berguna bagi mereka yang "social jet lag", orang yang tidur terlalu larut di akhir pekan, karena aktivitas di malam sebelumnya.
Kalau Anda termasuk orang yang menyukai tidur akhir pekan, tetapi memiliki masalah untuk bangun pagi di hari berikutnya, maka bisa menggunakan pola ini.
Anda bisa memilih olahraga antara pukul 13.00-16.00 demi mengatur ritme sirkadian lebih awal pada hari berikutnya.
Baca Juga : Ini 3 Fakta Soal Olahraga Lari yang Salah Kaprah, Salah Satunya Soal Kompres Es saat Kram
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR