Sebelum berjualan cilok, Putra rupanya sempat menjadi pengamen.
Ia lalu berhasil mengumpulkan uang dari hasil mengamen dan dipakai untuk modal berjualan cilok.
Putra kemudian meminta kakaknya untuk dibuatkan cilok dan dijualnya berkeliling.
Putra yang menjual dagangannya seharga Rp 2 ribu per tusuknya ini rupanya memiliki mimpi besar.
Dari untung yang tidak seberapa, Putra memakai uang tersebut untuk beli susu dan ditabung untuk beli rumah.
Rupanya saat ini mereka hanya tinggal mengontrak di lapak pemulung yang dibayar bulanan. (Ayu Wulansari Kushandoyo Putri/GridPop)
Artikel ini pernah tayang di GridPop dengan judul Curhat Pilu Bocah Penjual Cilok yang Hidupi Adik-adiknya, Muhammad Saputra: Suka Nangis, Sering Dikatain Anak Pemulung
Source | : | GridPop |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR