Advertorial
Intisari-Online.com – Selama ini, muncul mitos berhenti olahraga membuat otot melemah, dan sulit untuk kembali bugar saat kita memulai olahraga kembali.
Namun, mitos itu kini dibantah dengan temuan dari riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Physiology.
Riset ini mengklaim adanya fenomena yang terkenal dengan sebutan memori otot.
Disebutkan, otot menjadi lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya, dan bahkan dapat membantu mencegah kelemahan di usia tua.
Baca Juga : Liliyana Natsir Pensiun: Pesan Untuk Tantowi Ahmad dan Kado Perpisahan dari Penggemar
Riset ini membuktikan otot yang dibangun pada masa remaja dapat bermanfaat untuk tingkat kebugaran selama bertahun-tahun meski kita telah lama tak aktif berolahraga.
Ini terjadi karena pusat kendali sel, yang dikenal sebagai nukleus, yang diperoleh saat masih muda memungkinkan otot untuk menjadi lebih besar pada tingkat yang lebih cepat, ketika kembali dilatih.
Bahkan, perkembangan otot terebut dapat terjadi setelah sel-sel otot kita menyusut karena tidak digunakan.
Artinya, setiap orang dapat "menyimpan" pertumbuhan otot ketika kita masih muda. Otot mengandung sel terbesar di tubuh.
Sel-sel itu bergabung bersama dan membentuk jenis jaringan yang disebut syncytium. Jaringan ini memungkinkan sel-sel berperilaku seperti satu sel tunggal.
"Jantung, tulang, dan bahkan plasenta dibangun di jaringan sel-sel ini," papar Lawrence Schwartz, Profesor Biologi di University of Massachusetts, sekaligus pemimpin riset ini.
Baca Juga : 6 Gedung Pencakar Langit Terbaik di Dunia, Mana Favorit Anda?
Menurut dia, sejauh ini sel terbesar dan syncytium terbesar milik manusia adalah otot.
"Pertumbuhan otot disertai dengan penambahan nukleus baru dari sel induk untuk membantu memenuhi permintaan sintetis sel otot yang lebih besar," ucap dia.
Nukleus baru ini dikenal sebagai mionukleus yang bertanggung jawab untuk memupuk memori otot.
Kondisi itu terjadi, meski riset sebelumnya mengklaim jumlah mionukleus dalam tubuh menurun setelah otot tak digunakan.
"Dua riset independen -satu riset menggunakan objek hewan pengerat dan yang lain menggunakan serangga- telah menunjukkan nukleus tidak hilang dari serat otot yang berhenti berkembang," ucap Schwartz.
Menurut dia, nukleus bahkan tetap ada ketika otot akan mulai mati.
Temuan ini akan menyingkirkan rasa khawatir bagi mereka yang ingin kembali berolahraga.
Schwartz mengatakan, banyak bukti dalam fisiologi olahraga yang mengklaim jauh lebih mudah mendapatkan kembali tingkat kebugaran otot dengan kembali berolahraga, daripada saat kita baru pertama kali melakukannya.
Bahkan, tingkat kebugaran otot tetap bisa kita dapatkan meski telah lama vakum dari rutinitas olahraga.
Dengan kata lain, kata Schwartz, kita tak perlu ragu untuk kembali berolahraga meski telah lama tak melakukannya. (Ariska Puspita Anggraini)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Apa yang Terjadi pada Otot Saat Berhenti Olahraga?")
Baca Juga : 7 Tanda Pilek yang Anda Alami Bukan Sekadar Flu Biasa, Bisa Jauh Lebih Berbahaya