Advertorial
Intisari-Online.com – Molly Russell masih berusia 14 tahun saat ia ditemukan meninggal dunia di kamarnya pada November 2017.
Padahal menurut pihak keluarga, gadis cantik ini tidak menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan mental.
Dia termasuk gadis yang periang dan punya banyak teman.
Hingga, setelah kematiannya, keluarganya menemukan bahwa Molly telah ‘disarankan’ untuk mengunggah foto-foto tentang kecemasan, depresi, melukai diri sendiri, hingga bunuh diri ke akun Instagram dan Pinterest miliknya.
Baca Juga : 7 Tanda Pilek yang Anda Alami Bukan Sekadar Flu Biasa, Bisa Jauh Lebih Berbahaya
Seperti diketahui banyak orang, Pinterest menyimpan banyak foto-foto seseorang melukai diri.
Seperti menyayat tangan, memegang pecahan kaca dengan tangan, dan foto orang bunuh diri. Dan semua foto-foto mengerikan tersebut dapat dilihat oleh anak-anak di atas usia 13 tahun.
Melihat putrinya sering melihat foto-foto mengerikan seperti itu, Ian, ayah Molly, percaya bahwa media sosial berperan dalam kematian putrinya.
Oleh karenanya, ia meminta teknisi media sosial untuk memfilter konten negatif dan hanya menyebarkan konten positif dan menarik.
Walau terdengar sulit, namun Ian percaya ada algoritme yang bisa mengaturnya.
Bukan tanpa alasan Ian bersikap seperti itu.
Selain foto-foto mengerikan yang ditemukan di media sosial Molly, ada juga orang yang mengirimi Molly foto seseorang yang melukai dirinya.
Salah satunya foto yang menampilkan seorang gadis dengan paha terpotong dan diberi judul, "Saya tidak bisa memberi tahu Anda berapa kali saya berharap saya sudah mati."
Baca Juga : Tunda Kemoterapi Leukemia Demi Bayinya, Ibu Ini Meninggal, Begitu Pula Bayinya
“Semakin saya melihat, semakin menakutkan,” cerita Ian dilansir mirror.co.uk dikutip dari Sunday Times pada Senin (28/1/2019).
“Saya saja menganggapnya mengerikan, bagaimana anak sekecil putri saya.”
“Tak heran foto-foto tersebut memberi efek mendalam pada putri saya yang cantik.”
Tak hanya Pinterest, Ian juga mengomentasi Instagram. Sebab, pria yang tinggal di Harrow, London utara, ini yakin media sosial popular ini juga menyebabkan putrinya tewas.
Contoh, ada satu akun yang Molly ikuti mengunggah foto seorang gadis yang ditutup matanya memeluk boneka beruang dengan tulisan: "Dunia ini sangat kejam dan saya tidak ingin melihatnya lagi."
Jika memang media sosial belum bisa memfilter konten negatif, maka Ian menyarankan agar orangtua lainnya tidak mengizinkan anak mereka yang masih muda, terutama di bawah 13 tahun, untuk menggunakan media sosial.
Sebab, foto-foto berkonten negatif bisa berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.
Seorang ahli juga menyatakan bahwa setiap foto, video, atau konten yang diunggah di Instagram atau media sosial lain harus lebih di filter.
Sebab, foto di media sosial, khususnya Instagram, bisa menghasut anak-anak di usia di bawah 17 tahun untuk melukai diri.
Baca Juga : Yuk 'Ngemil' Tanpa Harus Takut Gemuk dengan 3 Makanan Sehat Ini
Terakhir, Ian meminta perusahaan teknologi untuk menghapus konten negatif agar tidak ada kejadian seperti Molly dikemudian haru.
“Konten tersebut sangat mengganggu dan anak-anak mudah menemukannya.”
“Sudah saatnya bagi perusahaan teknologi untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab atas konten yang tersedia bagi pengguna muda mereka.”
“Walaupun banyak yang mengatakan tidak mungkin untuk mengawasi internet, harus ada cara yang lebih baik dan lebih aman untuk mengendalikan apa konten yang masuk.”
“Sebab ini adalah masalah yang terlalu penting untuk diabaikan begitu saja karena terlalu sulit,” jelas Ian.
Sekretaris Kesehatan, Matt Hancock, juga telah menulis surat kepada perusahaan media sosial untuk memberi tahu mereka bahwa mereka memiliki kewajiban untuk melindungi kaum muda yang menggunakan situs mereka.
Ia memberikan surat kepada Twitter, Snapchat, Pinterest, Apple, Google, dan Facebook.
Selain perusahaan media sosial, ia juga berpesan agar semua orang lebih meningkatkan pengetahuan dan tidak menggunggah hal berbau negatif.
Baca Juga : Amankah Peralatan Dapur Berbahan Baku Plastik yang Selama Ini Anda Gunakan?