Advertorial

Awalnya Iseng Beli Surat Tulisan Tangan Raja Inggris Seharga Rp900 Ribu, Eh Malah Laku Rp200 Juta, Apa Isinya?

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Sebuah surat yang ditulis oleh Raja George III dari Inggris pada malam perang telah terjual lebih dari $ 14.000 di pelelangan.
Sebuah surat yang ditulis oleh Raja George III dari Inggris pada malam perang telah terjual lebih dari $ 14.000 di pelelangan.

Intisari-Online.com - Sebuah surat yang ditulis oleh Raja George III dari Inggris pada malam perang telah terjual lebih dari 14.000 dolar AS di pelelangan.

Surat resmi tahun 1803 dijual seharga 11.430 poundsterling Inggris, atau 14.670dolar AS (sekitar Rp200 juta).

Dilansir dari Live Science, Jumat (11/1), penjual anonim itu benar-benar beruntung.

Dia diketahui membeli surat itu dengan harga hanya hanya 70,60 dolar AS (sekitar Rp900 ribu) pada tahun 1966.

Baca Juga : Menguras Rp200 Juta Demi Sepetak Tanah Kubur, Begini Tradisi Unik Pemakaman di Israel

Surat itu bertanggal 14 Mei 1803, ditulis pada saat serangkaian perang selama puluhan tahun antara Inggris dan Prancis.

Setelah Revolusi Perancis, Perancis telah melakukan sedikit penaklukan, takut monarki di sekitarnya akan berusaha untuk menghancurkan republik yang masih muda.

Britania Raya memasuki keributan pada 1793.

Pertempuran terus berlanjut hingga tahun 1802, ketika Inggris dan Prancis sepakat untuk berdamai dalam Perjanjian Amiens.

Baca Juga : Masih Ingat Penggemar Berat Angelina Jolie yang Lakukan 50 Operasi Plastik? Ini Kabar Barunya

Menjelang perang

Nyaris setahun kemudian, Raja George menulis surat yang baru saja dijual di pelelangan.

Empat hari setelah dia menulis pesan itu, kedua negara berperang lagi.

Catatan tulisan tangan merinci keadaan raja yang frustasi dengan "disposisi gelisah dari Penguasa Prancis," Napoleon.

Napoleon saat itu tengah sibuk berusaha menaklukkan sebagian besar benua Eropa.

Tak hanya itu, ia juga mengancam beberapa kepentingan kolonial Inggris di luar negeri.

Baca Juga : Bayi Ngeces Bukan karena Ngidam Ibu yang Tak 'Keturutan', Justru Punya Manfaat Luar Biasa

"Tingkah laku Prancis sama tidak adilnya dengan yang terakhir dan meskipun sadar akan Kejahatan yang harus dilakukan di banyak negara dengan pembaruan Perang, namun keyakinan bahwa disposisi yang menggelisahkan dari Penguasa Prancis tidak bisa lebih lama lagi untuk dicegah."

"Tampaknya perlu dihadirkan cera untuk memukul mundur dengan kekerasa." tulis Raja George.

Surat itu dikirim ke Sekretaris Negara Inggris, Lord Hawkesbury.

Uniknya, surat itu menunjukkan pemikiran Raja pada malam perang, kata Charles Ashton, direktur rumah lelang Cheffins, yang menjadi makelar penjualan surat berharga itu.

Baca Juga : Monkeypox, Virus Mematikan Baru yang Mirip Cacar, Belum Ada Vaksin Khusus untuk Menanganinya

"Surat ini adalah momen sejarah yang menunjukkan niat Raja untuk berperang dengan Prancis dan Napoleon," kata Ashton dalam sebuah pernyataan.

Titik balik historis

Deklarasi perang resmi terjadi pada 18 Mei 1803 dan dengan itu pecahlah Perang Napoleon.

Perang bahkan tidak akan berakhir sampai 1815, ketika Napoleon terkenal mengalami kekalahan di Waterloo.

Baca Juga : Merasa Ikan Arwananya Akan Mati, Pria Ini Membuka Mulutnya, Namun Ia Malah Temukan 'Harta' di Dalamnya

Bukan hal yang aneh untuk menemukan catatan pendek dalam koleksi pribadi yang ditulis di tangan Raja George III, atau kertas yang ditandatangani olehnya.

Namun adalah hal yang tidak biasa untuk menemukan dokumen yang panjang dan penting secara historis.

"Surat itu tidak lazim karena ditulis oleh Raja sendiri, bukan yang didiktekan ke juru tulis untuk kemudian ditandatangani kembali," kata Ashton menjelang penjualan.

Hal itu pula yang menambah nilai harga jual dari surat ini.

Menurut BBC, pembelinya adalah seorang kolektor pribadi dari Cambridge.

Baca Juga : Bukan Hanya Legiman, 5 Pengemis Ini Juga Pernah Terciduk Punya Harta Melimpah, Ada yang Miliki 7 Istri

Artikel Terkait