Advertorial
Intisari-Online.com - Tracey Stewart melahirkan putrinya yang bernama Jessica pada bulan November 1994.
Sebelumnya, Tracey telah dirawat di rumah sakit dengan pre-eklampsia dan Jessica dilahirkan dalam operasi caesar yang tidak direncanakan dalam waktu yang sangat singkat.
Jikakondisi kehamilan tersebut terjadi pada zaman dulu, mungkin tidak satu pun dari keduanya yang selamat.
Namun hal yang sebenarnya mengancam kehidupannya justru datanglebih dari 20 tahun kemudian.
Sejak awal, Jessica terasa agak ganjil dengan dunia.
Dilansir dari ABC News, Jessica jarang tidur lebih dari satu jam, dia menjerit dari jam 4 sore sampai tengah malam karena sakit perut pada bayi (colic).
Namun, istimewanya Jessica sangat menghibur dan masuk ke dalam hidup barunya.
Dia adalah bayi dan balita yang penuh tantangan. Dia hiperaktif dan sulit untuk menarik perhatiannya ketika dia sedang fokus pada suatu hal.
Baca Juga : Jika Kerap Merasa Kedinginan, Waspadai Penyakit Berikut Mungkin Sedang Mengintai Anda
Namun, tidak ada perilaku Jessica yang seperti sinyal peringatan autisme yang saat itu disebutkan.
Dia sangat mudah bergaul, tidak memiliki minat yang kuat pada apa pun, bisa empati dan menyayangi, dan mampu melakukan kontak mata dengan orang-orang.
Namun, 23 tahun kemudian, Tracey dan Jessica tiba-tiba harus dihadapkan untuk menjawab pertanyaan berjam-jam dari seorang psikolog dan psikiater, yang secara terus-menerus menambah kategori yang menunuukkan dia autis.
Tidak sekali pun melalui semua kesulitan atas apa yang dilaluinya, melalui beberapa diagnosa yang disarankan dan informasi yang bertentangan selama bertahun-tahun, Tracey telah menerima bahwa Jessica autis.
Namun, ketika Tracey dijelaskan tentang bagaimana autisme pada anak perempuan, dia jadi ingat pada semua petunjuk yang dia lewatkan.
Tracey sangat sedih melihat dampak buruk dari kurangnya diagnosis pada putrinya di masa lalu.
Tracey juga marah pada sistem yang telah mengabaikan, salah mendiagnosis dan mengabaikan putrinya karena gejala autisme pada Jessica bukan seperti yang biasanya diidentifikasi pada anak laki-laki.
Baca Juga : Kisah Ibu Paling Produktif Dalam Sejarah, Hamil 27 Kali dan Lahirkan 69 Anak
Tanda-tanda yang tak terlihat
Ketika Jessica melalui sekolah dasar, dia mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan teman-temannya dan umumnya memiliki satu atau dua teman saja.
Tetapi, pasa saat yang sama, dia sangat ramah dan dengan senang hati akan berbicara pada orang asing.
Psikolog Ritu Campbell mengkhususkan diri dalam diagnosis autisme dan mengatakan tanda-tanda gangguan ini sering tidak terdeteksi pada anak perempuan di awal kehidupannya karena mereka pandai menyembunyikannya (dikenal sebagai 'topeng sosial').
"Sebagai contoh, seorang wanita dengan autisme mungkin telah belajar untuk berlatih percakapan umum sebelum memasuki situasi sosial," kata Dr Campbell.
Dia mengatakan gadis autis yang tidak terdiagnosis sering tidak menyadari bahwa orang lain tidak harus terlibat dalam proses'topeng sosial' yang sama.
Ini karena anak perempuan lebih termotivasi untuk menyesuaikan diri secara sosial dan secara sosial dikondisikan sejak usia dini untuk menjadi lebih patuh, sopan dan pasif.
Baca Juga : 4 Kasus Kondisi Langka pada Manusia, Salah Satunya Wanita yang 'Nangis Darah’
Dr Campbell mengatakan topeng sosial kadang-kadang dapat menyembunyikan kepentingan obsesif klasik yang terkait dengan gangguan spektrum autisme, serta masalah dengan kontak mata.
"Daripada berbicara secara obsesif tentang sesuatu yang mereka mintai, mereka mungkin mengunggu sampai mereka pulang dan kemudian meneliti kompurter mereka," katanya.
"Jadi mereka mungkin terlibat dalam kepentingan yang intens atau terpaku, tetapi mungkin dengan cara yang kurang umum."
Ketertarikan itu seringlebih dekat dengan minat teman sebaya seperti ketertarikan pada binatang, selebritas, musik, namun semua itu tidak ditemukan pada Jessica.
Baca Juga : Ini 6 Kesalahan Saat Anda Coba Meningkatkan Keseimbangan Tubuh
Isolasi sosial dan kurangnya fokus
Meskipun Jessica telah mengartikulasikan sejak usia sangat dini, bertanya dan cerdas, dia berjuang dengan keras untuk bahasa tertulis di sekolahnya.
Jessica juga tidak menerima dukungan individual. Namun, dia tertinggal jauh di sekolahnya dan menjadi depresi.
Dia menarik diri dari dunia dan untuk sementara waktu anak yang penuh semangat dan percaya diri itu nyaris tidak dikenali.
Tracey kemudian meminta Jessica agar dipisahkan dari teman-teman sebayanya karena kesulitan akademis yang dihadapinya.
Sekarang, semua kejanggalan yang dirasakan Tracey terjawab sudah, bahwa semua kesulitan yang dialami Jessica adalah karena adanya autisme.