Advertorial
Intisari-Online.com – Pada tahun 2017, hakim memerintahkan Johnson & Johnson untuk membayar $417 juta (Rp5,9triliun) karena tuntutan seorang wanita berusia 63 tahun di Los Angeles yang menderita kanker ovarium setelah menggunakan bedak bayi perusahaan tersebut selama beberapa dekade.
Seperti banyak wanita yang menggunakan bedak bayi untuk menyegarkan atau mengurangi lecet di antara paha mereka, pada alat kelamin mereka, atau pakaian dalam, Eva Echeverria yang berusia 63 tahun itu tidak menyadari bahwa selama bertahun-tahun hubungan potensial terjadi antara kanker ovarium dan talc, mineral yang digunakan dalam beberapa jenis bedak bayi.
Bukan hanya itu, awal tahun itu, hakim Missouri memberikan $110 juta (Rp1,5triliun) kepada seorang wanita Virginia yang mengklaim bahwa kankernya disebabkan oleh bedak bayi. Demikian dilansir dari health.com
Pada tahun 2016, Johnson & Johnson juga diperintahkan untuk membayar puluhan juta dolar kepada beberapa wanita lain, yang juga telah mengembangkan kanker setelah menggunakan bedak ini.
Kini, setelah beberapa miliar dolar dalam tuntutan hukum, penyelidikan Reuters telah menemukan bahwa Johnson & Johnson tahu selama beberapa dekade bahwa bedak bayinya dapat terkontaminasi dengan asbes, karsinogen yang terjadi secara alami dengan bedak.
Dokumen menunjukkan bahwa setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000-an, bubuk bedak perusahaan tersebut, saat diuji positif mengandung sejumlah kecil asbes.
Johnson & Johnson menyatakan bahwa bedak bayinya tidak berbahaya, termasuk artikel di situs webnya yang berjudul “5 fakta penting tentang keamanan talc.”
Kini, kita pasti bertanya-tanya, “Jadi, apakah menggunakan bedak bayi dapat menyebabkan kanker ovarium?”
Baca Juga : Tak Hanya untuk Bayi, Bedak Bayi Juga Bisa Digunakan untuk Merawat Kecantikan Lho...
Talc adalah mineral alami yang ditemukan dalam bubuk bayi serta produk kosmetik dan perawatan pribadi lainnya dan bagus dalam menyerap kelembapan, mengurangi gesekan, dan mencegah ruam.
Selama bertahun-tahun, orangtua kita menggunakannya untuk popok bayi, sampai dokter mulai melarangnya demi alasan kesehatan.
Untuk orang dewasa, banyak yang masih menggunakannya di sekitar alat kelamin atau rektum untuk mencegah gesekan atau keringat, kata Mari Jane Minkin, MD, profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan layanan reproduksi di Yale School of Medicine.
Seperti yang dinyatakan oleh American Cancer Society dalam situsnya, bedak dalam bentuk alamiahnya mungkin mengandung asbestos, yang diketahui sebagai karsinogen.
Baca Juga : Nenek 65 Tahun Tuntut Produsen Bedak Bayi: Benarkah Bedak Bayi Berbahaya Bagi Organ Vital Perempuan?
FDA tidak mengizinkan produk berbasis bedak mengandung asbes.
Tetapi masalahnya, kosmetik tidak harus ditinjau atau disetuji oleh FDA sebelum ditaruh di rak-rak toko, jadi tidak ada jaminan bahwa mereka tidak terkontaminasi.
Karena khawatir, FDA mengunjungi beberapa gerai ritel di wilayah metro Washington DC, dan membeli serta menguji berbagai produk kosmetik yang mengandung talc dalam sebuah penelitian dari tahun 2009 hingga 2010.
Mereka tidak menemukan jejak asbes di salah satu produk. Tetapi, tentu saja, itu tidak membuktikan bahwa semua produk berbasis talc bebas asbes.
Baca Juga : Wanita Ini Memenangkan Gugatan Terhadap Johnson & Johsnon Karena Terkena Kanker Ovarium Gara-gara Bedak Bayi
Beberapa penelitian belum menemukan hubungan antara bedak talc dan kanker ovarium, dan yang lain hanya menunjukkan sedikit peningkatan dalam rasio bahaya.
Misalnya, satu penelitian di tahun 2013 menganalisa hampir 20.000 orang dan menemukan bahwa mereka yang menggunakan bubuk jenis apa pun 20% hingga 30% lebih mungkin menderita kanker ovarium daripada yang tidak memakainya.
Temuan itu mengarahkan para peneliti untuk menyarankan agar menghindari bubuk apa pun ke daerah genital, untuk mengurangi kejadian kanker ovarium.
Kemudian, sebuah penelitian tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute melihat data dari sekitar 60.000 wanita dan tidak menemukan hubungan antara penggunaan bubuk dan risiko kanker ovarium.
Baca Juga : Apakah Bedak Bayi Bisa Sebabkan Kanker? Antara Kontroversi dan Tuntutan Hukum
Pada tahun 2010, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia) menyimpulkan bahwa ada “bukti terbatas pada manusia” menggunakan talc pada daerah genital adalah “karsinogenik”.
Robyn Andersen, PhD, seorang peneliti kanker ovarium di Fred Hutchinson Cancer Research Center, mengatakan bahwa ketika ia memeriksa pasiennya dengan kanker ovarium, ia bertanya kepada mereka tentang penggunaan bedan talc.
Andersen mengatakan bahwa karena serbuk bedak itu terbuat dari partikel yang sangat halus, ia mungkin dapat melakukan perjalanan ke selaput lendir di saluran vagina dan akhirnya bekerja di dalam ovarium.
Sesampainya di sana, bubuk itu dapat menyebabkan peradangan dan akhirnya menjadi kanker.
Baca Juga : Kegunaan Lain dari Bedak Bayi (2)